13. 🌻75 Days Passed🌻

384 17 4
                                    

Tidak terasa 2,5 bulan telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak terasa 2,5 bulan telah berlalu.. berarti itu menandakan 75 hari terlampaui. Menjadikan dimana hari-H semakin dekat.

Seusai dari butik dan toko perhiasan untuk mengecek barang pesanan mereka, Maira dan Fathan kini beristirahat sejenak di depan toko roti langganan mereka berdua sewaktu SMA dulu. Memesan menu kesukaan mereka masing-masing. Fathan hapal betul menu andalan gadis itu, yang sebentar lagi akan berucap...

"Kang, pesan satu roti bakar cokelat nutella pake kismis ya.."

"Iya siap neng Maira.. minumannya apa neng?" Tanya kang Aji pada pembeli setia yang sudah di kenalnya sejak lama ini.

"Es soda susu aja deh Kang"

"Wokeh" Mata kang Aji beralih pada pria di sebelah eneng cantik itu. "Kalo den Fathan, pasti pesan roti bakar rasa strawberry keju kan, terus minumannya teh manis anget aja.. betul begitu bukan?" Tebak sih penjual yang langsung diiyakan oleh Fathan.

Dia tersenyum ramah. "Kayak biasa kalo saya mah Kang, gak pernah berubah menu pesanannya" Menyengir Fathan sesudahnya.

"Yaudah teh tunggu sepuluh sampai lima belas menitan yak, nanti Akang anter ke meja"

"Siap kang Aji." Maira pun melenggang pergi mendahului lelaki itu yang sepertinya tampak melihat-lihat karangan bunga di samping etalase warung rotinya kang Aji. Ya, jadi memang disini bukan hanya ada satu penjual , tapi beberapa penjual yang tempat jualannya itu disekat-sekat satu petakan gitu macam kios kecil di pinggiran kota. Kemudian di depannya terjajar rapih bangku serta kursi yang melintang di setiap sudut.

"Kayaknya tuh orang yang jualan karangan bunga baru deh disini" Pikir Maira. Karena setau Ia dulu di samping warung roti bakarnya kang Aji itu, warung gado-gado gitu, yang jual bapak-bapak.. kalo gak salah umurnya lima puluh tahunan, seumuran sama Ayahnya.

"Tapi ngapain juga ya dia jualan bunga di sekeliling tempat makanan gini. Kenapa gak punya toko bunga pribadi aja.."

Maira pun duduk di depan meja kayu persegi yang tak lama melihat lelaki itu balik membawa satu paper bag besar berwarna putih bertuliskan Lavana.. mungkin nama toko bunga tersebut.

Ia yang penasaran sedikit mengangkat kepala, menerawang ke dalam paper bag besar putih tersebut. Yang matanya hanya bisa jangkau dari arah sebrang sini bahwa di dalamnya terdapat vas hias berisikan rangkaian bunga, tetapi entah bunga apa disitu.

"Itu Lu beli bunga buat gue ya pasti? iya kan?.." Pede banget sih Maira.

Menggeleng Fathan. "Bukan.. ini buat Jinan"

Kretek. Serasa hatinya gadis itu terbelah dua.

"O..oohh , kirain hehe" Ia tersenyum kikuk, mengusap tengkuknya pelan.

"Bentar ya Mai, aku mau taro bunga ini dulu di mobil" Izinnya yang tersenyum ringan kepada sahabatnya ini.

"Yaa silahkan" Sembari mempersilahkannya sopan. "Kalau perlu gak usah balik-balik lagi Lu!" Umpatnya membuang muka ke samping. Setelahnya meluruskan pandangannya lagi.

Behind The Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang