Bonus Chapter 23

328 8 3
                                    

#Hai hai gais

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Hai hai gais.. hampura urang bukan update chapter selanjutnya, melainkan memberi kejutan kepada pembaca setiakoh dengan bonus chapter spesial hehe :D

#Aku kasih bonus chapter ini duluan, karena sengaja biar kalian gak bingung mengenai sikap Maira yang tadinya galak dan judes.. kok berubah jadi 360° beda banget.. malah jadi adem, sweet, nan lembut begitu ye kan wkwk :"))

#Aku juga bermaksud memberikan bonus chapter ini, agar kalian setia pembaca BTSOL mendapatkan vibes yang sempurna dari bumbu-bumbu romansa yang aku tuangkan di dalam ceritaku tersebut.

#So tunggu apalagi.. ee cekidot baca :D

☆☆☆☆☆☆☆

"Fathan.."

berkata Maira setelah berhasil melepaskan tautan diantara bibir mereka berdua--yang sempat menyatu tadi dalam lumatan-lumatan kecil bergairah disana.

"Iya kenapa, Mai?"

Fathan memandang malu-malu ke wajah sang istri sembari menyapu salivanya yang nampak di sudut bibir kirinya dia, menggunakan tumpuan jari telunjuk.

Maira sekejap memberikan tampang curiga kehadapan sang suami--seolah sorot matanya menandakan keingintahuan lebih mengenai apa yang barusan saja terjadi.

"Kok gue ngerasa aneh ya sama Lu.."

"Hah" Fathan mengernyitkan dahi serta menaikkan sebelah netranya sedikit ke atas. Lalu detik berikutnya hendak membalas ucapan sang istri. "Maksud.. kamu Mai? aneh gimana?"

Maira mendengus pelan dahulu, kemudian menepuk kedua bahu Fathan tegas.

"Maksud gue.. kok pas Lu tanya ke gue, ciuman di atas tangga itu ciuman pertama gue atau bukan, malah jadi membuat gue curiga sangat ya, Than" Raut wajah Maira mendadak sok serius.

"Curiga gimana, Mai?" Fathan menjawabnya dengan nada setengah tertawa gitu. Masih tidak mengerti maksud istrinya ini sedang membicarakan ke arah mana. "Emangnya aku ngelakuin apa sampai buat kamu curiga, hmm?"

"Ya itu.. Lu gak sadar apa, ciuman Lu barusan tadi kayak udah mahir banget, Seakan-akan emang Lu udah biasa melakukan hal itu.. dengan orang lain. Mungkin." Berujar Maira pada nada tinggi yang berubah menjadi lebih rendah seketika sesaat memasuki kalimat akhir, juga menyelipkan keraguan di balik kata "mungkin" tersebut.

Fathan justru tertawa layaknya dengusan yang tersirat dari lubang hidungnya ini. Menggeleng-gelengkan kepala pelan sambil bersua..

"Maira.. maira. Aku kapan sih pernah deket sama wanita lain selain kamu, eumm.." Fathan yang gemas menarik-narik sebelah sisi pipi sang istri lembut.

"Kita udah berapa lama sih sahabatan?.." Suaminya ini dengan memandangi wajahnya penuh kasih.

"Kamu kira aku bisa gitu cium sana, sini begitu. Di saat aku cuma cintanya sama kamu seorang" Lanjut Fathan, sekarang beralih menarik hidung mancungnya Maira cukup gemas. Dimainkan ke sisi samping kanan, setelahnya berpindah ke kiri.

Behind The Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang