"Kami jalan dulu.. Tante, Om. Assalamualaikum" Pamit Fathan pada kedua orang tua Maira yang kini menjemputnya ke depan rumahnya untuk meminta izin mengajak putri bungsunya pergi berkeliling mencari tempat lokasi pernikahan mereka.
Akad yang akan dilaksanakan tiga bulan dari sekarang, menjadikan mereka harus segera bergegas mencari segala kebutuhan pesta pernikahan.
"Waalaikumsalam.. hati-hati ya Nak Fathan. Jagain Maira.. pokoknya jangan sampai kabur dia teh." Jawab Arinda sekaligus tersenyum meledek ke arah putri bungsunya itu.
"Ih apaan sih Bun.. siapa juga yang mau kabur" Belanya sembari mencium tumpuan tangan kedua orang tuanya bergantian.
Fathan yang diamanatkan hanya menyengir singkat. "Pasti Tante.."
"Nak Fathan hari ini memangnya gak kerja?" Kini giliran Ayahnya, Sani yang bertanya sebelum mereka pergi.
Dia tersenyum ringan dan menjawab. "Kerja sih Om, tapi gak terlalu banyak deadline gambar.. jadi InsyaAllah ada waktu luang yang cukup buat pergi hari ini"
Kedua orang tua dari calon istrinya ini sudah sejak lama mengetahui tentang dia yang menyandang profesi sebagai Arsitek muda di salah satu perusahaan properti terbesar di Bandung.
Dengan malas Maira melenggang pergi mendahului Fathan yang terlihat masih terus mendengarkan cuitan sang Ayah dan Bundanya di depan teras rumahnya.
"Mulai deh tuh anak ngambek" Celetuk Arinda dikala putrinya sudah mencapai gerbang di ujung sana.
Fathan memang sengaja tidak memarkirkan mobilnya di dalam rumah karena dirinya tak berlama-lama tadi. Setelah meminta izin untuk mengajak Maira pergi sebentar, sepersekian detik langsung bangkit kembali dari duduknya di sofa ruang tamu yang kemudian berjalan keluar diiringi oleh kedua orang tua dari calon istrinya itu.
Maira melirik jam tangan di pergelangan kirinya, lalu menatap lurus ke depan lagi. "Aduuh lama banget sih.. udah siang nih" Koarnya ketika dirinya menilik lelaki itu dari balik pintu gerbang.
Fathan yang mendengarnya membuka mulut. "Sabar atuh Mai, ini kan aku juga lagi jalan.. tadi Bunda sama Ayah lagi ngomong masa iya aku maen tinggal begitu aja, gak sopan tau."
Maira tengah memperagakan gerak bibir calon suaminya ini seakan mencibirnya.
Beep.. beep. Mereka berdua pun masuk setelah mobil di buka.
Padahal Ia malas sekali untuk jalan-jalan kemanapun hari ini. Jadwalnya yang sudah kembali seperti biasa dengan jadwal minggu ini shift malam, membuatnya ingin bersantai saja di rumah sejenak. Namun, mau bagaimana lagi karena dirinya sudah berjanji dengan lelaki di sebelahnya, mau tidak mau harus dilakukan jua.
"Oh ya, kemarin Lu yang ngasih gue bunga sama coklat ya?" Katanya sesaat memasang seat belt ke pundaknya.
"Euuhh.." Fathan yang berusaha menjawab, kelihatan bingung ingin menuturkan kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Struggle Of Love
Romance{(BUDAYAKAN MEMFOLLOW SEBELUM MEMBACA:))} (PERHATIAN : HARAP DI BACA SEMUA PART! , BAGI YANG TIDAK SUKA BOLEH MINGGAT :)) (21+) HARAP BIJAK DALAM MEMBACA! Sinopsis : Di lamar?... dengan sahabat sendiri?.. What the...??!! -_- Bagaimana jadinya kal...