18. Ternyata Kamu...

436 15 3
                                    

Selepas dari lokasi pernikahan keluarga kedua mempelai tengah berkumpul bersama di rumah mempelai pria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas dari lokasi pernikahan keluarga kedua mempelai tengah berkumpul bersama di rumah mempelai pria.

Sani dan Arinda mengantarkan putri bungsu mereka ke kediaman suaminya yang malam ini putrinya itu sudah akan tinggal bersama dengannya. Sembari mengantar, mereka berdua selaku orang tua diajak berbincang-bincang sejenak di halaman belakang rumah menantu lelakinya ini, menyesap teh dan memakan hidangan ringan yang di sajikan oleh besan mereka.

Maira yang sudah tampak kelelahan masih dengan mengenakan gaun putih yang di pakainya tadi pada acara penutupan pernikahannya, memilih untuk pamit kepada mereka ingin beristirahat duluan ke dalam kamar. Mencium tumpuan tangan kedua orang tuanya yang kemudian berlalu pergi.

Tak berapa lama, disusul oleh Fathan beberapa langkah di belakang. Menyebalkan melihat tingkah lakunya semakin menjadi-jadi itu. Baru saja dinyatakan resmi sebagai seorang suami, Fathan sudah menguntit kemanapun dirinya pergi.

Maira menengok ke belakang sekilas sambil mengangkat sedikit gaunnya ke atas yang mana menyengser sampai ke lantai."Bisa gak sih Lu gak usah ikutin gue?" Sewotnya masih terus berjalan.

"Aku kan mau nunjukkin kamu kamarnya dimana Mai" Jawab Fathan yang sekarang tengah berjalan mendahului istrinya ini. "Kamu.. belum tahu kan kamar aku dimana?"

Oh iya yaa, bener juga. Kalau di pikir-pikir selama ini Maira memang sering main ke rumah lelaki ini, tetapi belum pernah sama sekali melihat apalagi masuk ke dalam kamarnya tersebut. Karena, Ia dulu selalu mendengarkan pesan Bundanya yang pernah berkata.. "Kamu boleh saja main ke rumah temen cowok kamu. Asal inget! jangan berdua-duaan di rumahnya, entar ada syaiton soalnya di tengah-tengah kalian kalo lagi duduk". Disitulah Ia berpikir berarti.. sebenarnya sebaik apapun lelaki patut di curigai, karena mungkin hanya penampilan luarnya saja yang terlihat alim, namun tampilan dalamnya...

Fathan berhenti dan membalikkan badannya menghadap Maira. Otomatis membuat dirinya ikut menghentikan langkahnya yang berjarak lima centimeter dari tempat suaminya berpijak.

"Kenapa berhenti?" Tanyanya semakin sewot.

Fathan memarani Maira. "E..eh, mau ngapain Lu?" Ucap Ia was-was, mundur sejengkal. Lalu secepat kilat Fathan tengah memposisikan tangannya untuk menggendong istrinya ini. Spontan kaget dirinya yang kini sudah tergendong, mengalungkan tangan sambil menutup matanya itu dengan sedikit suara jeritan singkat yang keluar dari mulutnya begitu saja.

Maira merasakan Fathan, suaminya kini membalikkan badan, melangkahkan kaki kembali menuju kamarnya.

Ia beranikan membuka mata, mendongakkan wajah menatap netra suaminya. "Heh, maksud Lu apa gendong-gendong gue gak permisi gitu. Maen ngangkat aja, udah berasa kayak barang loakan gue.. bisa angkat sana bisa angkat sini" Oceh Maira dongkol setengah mati.

"Aku dari tadi lihatin kamu ribet banget Mai ngangkat gaun panjang itu, yaudah daripada kamu jalannya lama mending aku gendong aja kan.." Gubris Fathan tetap fokus memandang ke depan.

Behind The Struggle Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang