☪ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 8

594 106 83
                                    

Reminder: OC, OOC, Typo (mungkin), dll.

Akaashi POV

Kami meninggalkan Tsukishima sendirian dan bersembunyi di balik pohon tidak terlalu jauh dari lokasinya.

"Tsukishima, kamu sudah siap?" tanyaku melalui walkie talkie.

"Ya, aku sudah siap"

"Menurut radar yang aku buat tadi, ada yang mendekat" ujar Ennoshita.

"Ha'i"

Kami menunggu beberapa detik dan tidak lama kemudian, kami mencium bau yang sangat tidak enak.

Dan tiba-tiba sesosok bewarna putih muncul di balik sebuah pohon pisang.

"Itu kan..." gumamku.

"Akaashi, kamu tahu itu apa?" tanya Taketora.

"Aku kurang yakin. Tapi kalau dari penampilannya, sepertinya mengingatkanku pada sesuatu..."

"Nee minna, kalian lihat deh" bisik Daichi-san.

Sosok putih yang kami lihat semakin bertambah banyak. Yang sebelumnya satu, kini sudah ada sekitar puluhan berdiri di balik pohon pisang lainnya.

"Tsukishima, lari dari tempat itu sekarang juga!" perintahku.

Tsukishima mengangguk dan mulai berlari ke arah ke tempat kami sembunyi. Kami berenam pun juga ikut berlari di belakangnya.

Sosok-sosok putih itu keluar san menampakkan seluruh wujudnya kepada kami.

"Sudah kuduga, ini deja vu"

"Akaashi-san, itu hantu apa?" tanya Tsukishima.

"Itu pocong, kalau Hinata menyebutnya 'Candy Man' dan 'Poci'"

"Waktu kamu bilang deja vu itu berarti liburan sebelumnya--"

"Ya, kami juga pernah dikejar puluhan pocong seperti ini"

"Terus?"

"Kuroo-san dan Kenma menembaknya satu per satu"

"Coba cari pengertiannya pocong, aku pingin tahu"

Aku mengangguk dan mengeluarkan bukuku.

"Oke buku, apa itu pocong?"

"Pocong adalah sejenis hantu yang berwujud guling. Di Indonesia, hantu semacam ini dikenal pula sebagai hantu bungkus"

"Pantesan dibilang mirip g**gle"

Kiyoko-san mengeluarkan buku miliknya dan berkata, "Fakta pocong"

"Menurut pengakuan dari beberapa orang yang pernah 'beruntung' bertemu dengan pocong adalah baunya busuk. Dalam jarak beberapa meter, baunya cenderung seperti minyak-minyak tertentu, tapi begitu dekat, baunya kayak bangkai. Tempat kesukaan pocong adalah tempat yang sunyi, lembab, kadang juga sungai yang kotor, tanaman lebat dan terutama pohon pisang. Selain itu, menurut informasi yang beredar efek menatap mata pocong dalam jarak dekat bisa membekukan badanmu menjadi susah bergerak"

"Oke, berarti kita nggak boleh melihat matanya?" tanya Ennoshita.

"Sepertinya begitu" jawabku.

"Terus kita harus gimana?" kali ini tanya Kinoshita panik.

"Biasanya kalau kita mau ngusir hantu pakai apa?" gumamku.

"Kalau aku sih pake garam-- Oh! Kita lempar Tsukishima aja!" ujar Taketora.

"Bukan gitu cara kerjanya..."

Aku membuat  beberapa kantung garam dan membaginya kepada yang lain.

"Biar aku coba dulu"

Aku mengambil segenggam garam dan melemparkannya ke arah pocong-pocong tersebut.

Dan alhasil, beberapa dari mereka menghilang dari pandangan kami.

"Berhasil. Lempar garam ke segerombolan pocong itu"

"Oke!"

Kami membalikkan badan dan langsung melemparkan garam tanpa henti.

Beberapa menit setelah melemparkan garam ke pocong-pocong itu, akhirnya mereka semua sudah menghilang.

Kami berjalan mendekati tempat tersebut dan melihat sebuah amplop berbaring di tanah.

"Ohh! Apa ini petunjuknya?" tanya Taketora.

"Mungkin, biar aku buka amplopnya" ujar Ennoshita.

"Apa isinya?" tanya Daichi-san.

"Ada tulisan 'Bleg,bleg,bleg'. Maksudnya apa ya?"

"Mungkin kita harus ngumpulin semua petunjuk kita ke yang lain. Biar lebih paham gitu" sahut Kiyoko-san.

"Ya, masuk akal. Sekarang, cari jalan keluar dan berkumpul dengan yang lain"



Asahi POV

"Kita berhenti disini dulu"

"Kenapa Yaku-san?" tanya Lev.

"Nggak papa. Aku mau istirahat sebentar" jawab Yaku singkat.

"Nee, aku dapat sms dari Aki. Yang lain dapet nggak?" sahut Hinata.

"Dapet, tapi aku males bacanya" ujar Futakuchi.

"Apa sms-nya?" tanya Goshiki.

"Katanya, kita harus dapet petunjuk dulu. Baru bisa pergi dari hutan ini. Selain itu, dia juga bilang kalau buku yang dikasih Sognare itu berguna banget" jawab Hinata.

"Emangnya mereka dapet petunjuk dari mana?"

"Dapet setelah dikejar suster ngesot"

"Suster ngesot itu apa?"

"...Entah, aku coba caranya Akimitsu deh. Tanya buku"

"Tanya...buku?"

Hinata mengeluarkan bukunya dari dalam tas.

"Iya, caranya begini, ehem. Oke buku, apa itu suster ngesot?" tanya Hinata.

"Suster Ngesot adalah hantu yang memakai baju suster, jalannya sambil ngesot. Dalam sejarahnya tidak ada yang bisa menentukan asal usul suster ngesot, tetapi ada beberapa informasi dari mulut ke mulut di masyarakat yang kemudian dipercayai sebagai sejarah adanya suster ngesot" jawab buku tersebut dengan suara mbak g**gle.

"Bukunya bisa berbicara?" gumam Kenma dengan mata terbelalak. Begitu juga denganku.

Tapi bedanya, kalau Kenma karena takjub kalau aku karena takut.

"Iya! Makanya Aki bilang berguna banget kan?!" teriak Hinata bersemangat.

"Wait...berarti kita harus dikejar hantu?" tanya Goshiki, tubuhnya bergemetar hebat disertai keringat dingin yang membasahi wajahnya.

"Mungkin? Aku nggak yakin. Yang pasti kita dapet petunjuk dari hantunya deh"

"...Kalau gitu ikut aku" sahut Yaku.

"Yaku-san?" tanya Lev.

"Kita harus dapat petunjuk kita kan?"

"Jangan-jangan...maksudnya Yaku-san..!"

Yaku menyeringai, sebuah aura yang sama seperti saat Suga lagi merencanakan sesuatu yang buruk menyelimutinya.

Kami berlima hanya bisa menatapnya dengan rasa takut.

Sebuah gergaji mesin muncul di tangannya.

"Daripada nunggu dikejar hantunya, kenapa nggak kita kejar tuh hantu?"

...Selamatkan a̶k̶u̶ kami dari kegilaan ini ( ͒ ́ඉ .̫ ඉ ̀ ͒).

To Be Continued

owladdixt

Just a Nightmare (Ft. Haikyuu!!) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang