Just a Nightmare (Ft. Haikyuu!!) ✔︎

☪ ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 19

Reminder: OC, OOC, Typo (mungkin), dll.

Bokuto POV

"Yukippe!"

Aku menyiapkan senjataku dan langsung mendobrak pintu.

"Kalian bertiga gapapa?" tanyaku.

"Ya, kecuali Kiyoko, dia sedikit terluka" jawab Yukippe.

"Siapa yang menyerang Kiyoko?"

"Wanita berbadan setengah dan memiliki sayap besar, Manananggal"

"Dimana makhluknya sekarang?"

"Tadi dia pergi keluar lewat jendela"

"Bokuto, kita bisa membunuh Manananggal tersebut..."

"Gimana?"

"Seingatku, Manananggal membenci sinar matahari bukan? Minta Kuroo dan yang lain masih di luar, untuk mencari sebagian tubuh yang ditinggal Manananggal dan menyembunyikannya"

"Oh! Karena sekarang sudah jam 00.00 ya?!"

"Iya...kita menahannya agar dia tidak bisa menyatu kembali dengan tubuhnya dan membunuhnya dengan sinar matahari"

"Ide bagus! Kalian tunggu disini dan obati Kiyoko, aku akan memberitahu Kuroo dan yang lain"

"Ha'i"

Aku pergi keluar kamar dan menghubungi nomor Kuroo. Untungnya, dia langsung menjawab panggilanku.

"Kuroo, kalian masih jauh?"

"Bro, tadi aku bilang kalau kita tersesat kan?"

"Kalau gitu, bisa minta tolong?"

"Minta tolong apaan?"

"Jadi, Manananggal menyerang di pondok. Bisa tolong cari sisa badan Manananggal yang dia tinggal?"

"Perut ke bawah?"

"Iya! Nanti kalian sembunyiin supaya dia bisa mati karena sinar matahari"

"Ide bagus, ini idemu bro?"

"Bukan, ini ide Kiyoko"

"Hahaha, oke oke. Kita cariin, tapi nanti Ushijima, Tendou, dan Asahi akan tetap pulang ke pondok karena Yakkun lagi tidur sekarang"

"Okie dokie! Siap Kurtet!"

"Ya ya, kalau gitu. Bye"

Tuut!

Aku kembali memasuki kamar dan melihat luka Kiyoko sudah diobati.

"Cepat!"

"Iya dong! Gimana? Kuroo bisa nyariin?"

"Bisa bisa!"

"Bokuto, tunggu disini bareng kita. Kalau Manananggal itu menyerang lagi, kamu bisa melawannya kan?"

"Bisa dong!"

Flap flap flap

"Apaan tuh?" tanyaku.

"Itu...bunyi kepakan sayap. Sama seperti tadi" gumam Kaori.

"Eh?"

"Siap-siap, kayaknya dia akan menyerang lagi"

"Oke!!"

Tepat setelah aku mengatakan itu, sebuah lidah panjang menjulur dengan kecepatan tinggi dari jendela.

Aku dan Kaori reflek menghindar serangan tersebut.

Aku mengeluarkan sebuah pisau dan mengangkatnya tinggi di udara.