Claire menghela napas dengan mata yang tertuju pada langit-langit kamarnya, "lo itu bikin beban hidup gue bertambah." Claire kembali menghela napas.
"Tapi lo sendiri yang mau, 'kan?"
Claire terkejut dan menoleh di mana Nolan berdiri di depannya entah sejak kapan, Claire yang berbaring langsung duduk di tempat tidur.
Claire menghela napas sambil memegang dadanya, "gue mau bantu lo, satu yang gue mau, jangan muncul tiba-tiba!"
"Terus harus gimana?"
"Apa yang gue dapet abis gue tolong lo?"
Nolan diam sejenak, "pahala?"
"Pahala? Oke lah, gue lebih banyak dosa daripada pahala soalnya."
Nolan mengangguk.
"Serius cuma sepuluh orang?" Tanya Claire.
"Iya, karena gue keterlaluan banget sama sepuluh orang itu."
Claire memalingkan wajah, "kalo gue gak berhasil lo bakal gentayangin gue terus?"
Nolan menggeleng, "gue gak bisa gentayangin lo kalo gue beneran mati."
"Apa gue indomi?"
"Indigo maksud lo? Lo bisa liat yang lain selain gue?"
Claire menggeleng, "cuma lo." Claire menatap jam dinding kamarnya lalu memeluk bonekanya, "siapa yang suruh lo lakuin ini?"
"Cukup gue yang tau."
Claire mengangguk kecil, "kasih gue tanda kalo lo mau muncul. Gue orangnya gampang kaget."
"Tanda apa? Kalo gue bisa pegang HP gue bakal chat lo setiap gue mau muncul."
Claire menatap Nolan yang tampak begitu frustrasi, "gak usah dipikirin. Jangan sampe lo jadi sedih, ini udah jam sebelas." Claire berbaring membelakangi Nolan dan memejamkan mata.
-Claire-
Claire mengikuti arah telunjuk Nolan dan Claire tersenyum, "gampang ini mah. Secara gue primadona sekolah." Claire menyibakkan rambutnya dengan kedua tangan lalu menghampiri seorang laki-laki yang sedang duduk sendirian di tribun lapangan basket indoor.
"Hai, Henry, 'kan?"
Henry berhenti membaca bukunya dan menatap Claire di mana ia terkejut melihat kehadiran gadis itu, "Claire."
Claire tersenyum sambil menjentikkan jadi dan duduk di sebelah Henry, Claire sedikit terkejut melihat Nolan duduk tepat di hadapan mereka dan Claire kembali tersenyum saat menatap Henry.
"Emang suka sendirian ya di sini?" Tanya Claire.
"I-iya." Henry tertawa dengan begitu canggung sekaligus gugup karena ada Claire di sebelahnya.
"Kalo boleh jujur, gue prihatin denger lo pernah di bully sama Nolan."
Raut wajah Henry berubah datar seketika.
"Gue ini temen Nolan, lo tau Nolan kecelakaan?"
Henry mengangguk, "udah dua bulan dia koma."
Claire menatap sejenak Nolan. "Lo kasihan gak sama Nolan yang lagi koma?"
Henry menggeleng dan Claire kembali menatap Nolan.
"Untuk apa kasihan sama orang yang gak punya rasa kasihan, kalo emang beneran temen Nolan pasti kamu tau dia gimana."
Claire mengangguk, "gue tau kok. Jadi, waktu itu Nolan sempet sadar dan lo mau tau kalimat apa yang pertama kali keluar dari mulut Nolan gitu dia sadar?" Tanya Claire dengan sangat serius dan dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire [COMPLETED]
FantasíaSejak bertemu dengan dia, hidup Claire menjadi tidak tenang karena terus diganggu. Dan parahnya tidak ada yang bisa menolong Claire, hanya Claire sendiri lah yang dapat menolong dirinya sendiri.