"Lo cewek yang sering masuk ke mimpi gue." Kata Nolan lagi membuat ekspresi Claire langsung berubah.
Claire membulatkan mata dengan mulut yang terbuka lebar sambil memperhatikan Nolan yang berjalan menjauh darinya, "mimpi?"
Claire menatap Felix sambil menunjuk Nolan, "dia bilang mimpi?"
Felix mengerutkan dahi.
"Sial, sialan!" Claire memejamkan mata sambil meremas kedua tangannya. "Nolan sialan!" Seru Claire membuat orang-orang yang ada di dekatnya sedikit terkejut dan kebingungan.
Claire menghentakkan kakinya dan berjalan dengan langkah cepat untuk menyusul Nolan namun laki-laki itu sudah tidak terlihat lagi.
"Sial! Bisa-bisanya dia bilang mimpi? Mimpi?!" Claire mengoceh seraya berjalan menunju lift, melihat pintu lift hampir tertutup, Claire kembali berseru, "TAHAN PINTUNYA!"
Beberapa murid laki-laki yang hampir memenuhi lift langsung menahan pintu lift dengan bersama-sama sambil menatap Claire yang tampak begitu marah.
Claire berdiri tepat di depan murid laki-laki itu, paling depan. "Gak seharusnya dia bawa-bawa soal mimpi! Gue gak terima karena dia gak inget gimana perjuangan gue!"
Mereka yang ada di dalam lift saling tatap namun tidak ada yang membuka suara.
"Ih! Semua cowok sama aja!" Claire balik badan menatap para murid laki-laki yang ada di belakangnya dengan sinis.
"Kalo semua cowok sama aja berarti kembar dong?" Celetuk salah satu di antara murid laki-laki itu di mana sudah ada yang menahan diri untuk tidak tertawa.
"Gue lagi gak mood bercanda, jangan ada yang ketawa. Gue udah lama gak mukul orang!" Claire memberikan tatapan penuh peringatan lalu keluar dari lift setelah pintu terbuka.
-Claire-
Claire berdiri dengan tubuh bagian depan bersandar pada pembatas koridor dan mata yang tertuju pada Nolan yang sedang berada di lapangan basket outdoor. Bukan hanya ada Nolan di sana, seluruh penghuni kelas Nolan juga keluar di mana mereka sedang pemanasan, kecuali Nolan. Nolan terlihat duduk di kursi berukuran panjang yang terbuat dari besi di tepi lapangan.
Tatapan Claire berubah tajam ketika Nolan menyadari kehadirannya, walaupun jarak mereka cukup jauh karena Claire berada di lantai empat, mereka bisa saling pandang dengan cukup jelas.
Claire pergi ke kantin dan Claire tidak peduli dengan guru yang sedang mengajar di kelas karena keinginannya untuk belajar hilang karena sikap dan ucapan Nolan pagi tadi.
Setelah mengambil minum dari showcase, Claire memilih untuk duduk di sudut dinding dengan perasaan yang masih kesal. Ketika menghirup aroma parfum yang begitu asing di hidung, Claire menoleh dan meremas botol minumnya karena Nolan berdiri di sebelahnya.
"Kita pernah deket? Gue tau lo Claire tapi apa kita pernah deket?" Tanya Nolan.
"Lo cabut sekarang."
Nolan menaikkan alisnya, "lo keliatan benci sama gue."
"Emang!" Seru Claire membuat Nolan cukup terkejut begitu juga dengan penjaga kantin.
Claire berdiri dan mengarahkan telunjuknya pada Nolan, "jangan deketin gue! Jangan ajak gue ngomong!" Claire balik badan untuk pergi.
"Apa sebenernya gue gak mimpi?"
Claire berhenti melangkah lalu balik badan menghadap Nolan, bukan untuk menjawab pertanyaan laki-laki itu melainkan melemparkan botol minumannya ke arah Nolan dan untung saja Nolan segera menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire [COMPLETED]
FantasySejak bertemu dengan dia, hidup Claire menjadi tidak tenang karena terus diganggu. Dan parahnya tidak ada yang bisa menolong Claire, hanya Claire sendiri lah yang dapat menolong dirinya sendiri.