"Lo liatin gue terus."
"Ke mana luka-luka lo? Cepet banget hilangnya, seharusnya sekarang lo masih di rumah sakit, masih diperban." Claire memperhatikan wajah dan tubuh Nolan.
"Emangnya luka gue parah? Gue berdiri di depan kaca abis sadar mulus muka gue."
"Tau ah, ribet emang kalo udah berkaitan sama hal mistis. Pokoknya jam empat gue udah harus sampe di rumah ya, nyokap gue suka bawel kalo gue pulang lewat dari jam empat."
Nolan hanya berdeham sambil menyetir untuk pergi menemui orang yang merupakan korban dari kejahatan Nolan.
Claire menjauhkan punggungnya dari sandaran jok ketika mobil Nolan memasuki sebuah gang yang lebarnya hanya muat untuk satu mobil, "lo yakin si Dika di sini?"
"Yakin lah." Nolan berhenti melajukan mobilnya dan keluar dari mobil dengan diikuti oleh Claire.
Claire terus memperhatikan sekitarnya yang sangat sepi, tidak ada orang atau kendaraan yang berlalu lalang. Claire dan Nolan sama-sama terus berjalan di gang tersebut hingga mereka berdua mendengar suara beberapa orang laki-laki yang sedang saling bersahutan dan sesekali tertawa.
Nolan menarik dan menahan Claire untuk tidak melangkah lagi lalu memposisikan dirinya di depan Claire. Karena mereka terhalangi oleh tembok, Nolan sedikit mengintip dan ia melihat Dika dan empat orang laki-laki lain dengan seragam putih abu-abunya sedang duduk dengan rokok yang terselip di bibir mereka.
Nolan pun menghampiri kelima laki-laki itu hingga membuat Dika terkejut sedangkan keempat teman Dika sedikit bingung.
"Lo berdua siapa?" Tanya salah satu teman Dika seraya membuang rokoknya ke tanah dan menginjaknya.
"Gue cuma mau ketemu Dika." Nolan menatap Dika.
Dika yang masih duduk mulai bangkit berdiri, "lo mau hajar gue lagi? Mungkin kali ini lo yang bakal dihajar abis-abisan."
"Terus, cewek bule ini cewek lo?" Tanya teman Dika yang lainnya sambil berjalan mendekati Claire.
"Bukan!" Jawab Claire dengan ketus.
"Wah, yang kayak gini nih yang menarik."
Plak!
Claire memukul tangan salah satu teman Dika yang hendak menyentuh rambutnya, "lo sentuh gue, tangan lo patah."
Teman-teman termasuk Dika tertawa mendengar ucapan Claire.
"Gue ke sini mau minta maaf sama lo." Ucap Nolan pada Dika.
"Hah? Maaf? Cuma maaf?" Dika menunjuk wajahnya, "muka gue sampe babak belur lo cuma bilang maaf?"
"Tinggal di maafin apa susahnya sih?" Claire menatap tajam Dika.
Dika berjalan mendekati Nolan dan tiba-tiba saja Dika melayangkan sebuah pukulan tepat di sudut bibir Nolan dan Claire refleks menjauh.
Claire menutup mulutnya dengan kedua tangan karena teman-teman Dika mulai menyerang Nolan dan untung saja Nolan cukup pandai dalam melalukan perlawanan walaupun laki-laki itu lebih sering terkena pukulan daripada melayangkan pukulannya sebagai balasan.
"STOP!" Teriak Claire dan berhasil membuat para laki-laki itu berhenti berkelahi.
Kini, gantian Nolan yang terkejut melihat Claire melayangkan pukulan pada Dika.
"Maafin Nolan atau gue pukul lo lagi!"
Dika tertawa meremehkan dan Claire kembali memberikan pukulannya hingga membuat sudut bibir Dika berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire [COMPLETED]
FantasySejak bertemu dengan dia, hidup Claire menjadi tidak tenang karena terus diganggu. Dan parahnya tidak ada yang bisa menolong Claire, hanya Claire sendiri lah yang dapat menolong dirinya sendiri.