Claire membasuh wajahnya dan menoleh saat mendengar pintu toilet tertutup dengan cukup kuat, tubuh Claire yang sedikit berbungkuk mulai tegak sambil memperhatikan Zea yang berjalan ke arahnya.
"Just for your information, bokap sama opa gue udah tau soal yang kemaren."
Claire tertawa seraya mengambil tisu untuk mengeringkan wajahnya, "beraninya keroyokan nih?"
"Lagian kalo gue bisa lakuin semuanya sendiri tetep aja gue butuh bokap sama opa gue, terutama opa gue, power opa gue lebih kuat dari siapapun."
Claire kembali tertawa sambil memperhatikan wajahnya melalui cermin, "power rangers, Say?"
Zea langsung mendorong tubuh Claire hingga bagian belakang Claire menabrak dinding dan Claire membalasnya dengan sebuah senyuman. "Seharusnya lo juga ikut mati kayak Nolan, gue pastiin lo bakal mati."
Claire membulatkan mata, "lo beneran gila! Mau gue anter ke rumah sakit jiwa?"
Zea meremas kerah seragam Claire, "gue gak akan pernah mau mohon-mohon sama siapapun tapi demi lo, gue bakal mohon-mohon sama opa gue untuk bikin lo mati."
"Cih, psikopat. Lo gilanya keterlaluan sumpah, gue jadi curiga kalo lo bukan anak onti sama uncle gue."
Zea tertawa, "lo ikutan gila ternyata."
Claire mendorong Zea dan sekali dorongan saja Zea langsung menjauh dari Claire, "lo bisa suruh opa lo bunuh Nolan tapi gue minta waktu delapan hari, oke? Bye, psikopat." Claire melambaikan tangan lalu melakukan kiss bye dan keluar dari toilet.
-Claire-
Nolan datang ke gudang sekolah dan saat melihat pintu gudang sedikit terbuka, Nolan masuk. Nolan datang bukan untuk menemui Claire melainkan menemui Zea atas keinginan Zea sendiri.
Ucapan sekaligus permintaan Claire mengenai Nolan harus di rumah saja tidak Nolan turuti, tidak didengarkan. Nolan tetap datang ke sekolah tanpa sepengetahuan Claire dan sampai Nolan berada di gudang pun, Claire tidak mengetahuinya.
Nolan berhenti melangkah karena jaraknya dengan Zea sudah cukup Zea. Zea yang sedang memperhatikan sebuah lukisan yang sudah tidak terpakai menoleh pada Nolan.
Plak!
Zea langsung menampar Nolan dan rasanya cukup perih di pip. Nolan menyentuh bagian dalam pipinya dengan lidah lalu menatap Zea.
"Bajingan." Zea tersenyum kecut sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Nolan cukup terkejut dengan ucapan Zea barusan karena sikap juga gaya bicara Zea sangat berubah, Zea terlihat sangat berbeda kali ini. Namun, ketika Nolan mengingat ucapan Claire mengenai bagaimana Zea yang sebenarnya, Nolan mulai percaya setelah sebelumnya tidak.
Zea maju selangkah, "terpaksa deketin gue?"
Nolan menaikkan sejenak kedua alisnya seperti mengatakan iya sambil tersenyum.
Melihat tangan Zea kembali terangkat untuk menamparnya lagi, dengan cepat Nolan tahan tangan itu "Liat gimana lo yang sebenernya buat gue makin yakin untuk jauhin lo."
Zea tertawa kecil dan menarik tangannya lalu memajukan wajahnya, "you have to say goodbye to the world, you don't have much time, Dear." (Kamu harus ucapkan selamat tinggal untuk dunia, kamu tidak punya banyak waktu, Sayang).
Nolan membentuk huruf O dengan bibirnya sambil mundur dan menyipitkan mata, "what a dangerous b*tch."
Zea langsung menunjukkan raut emosi setelah mendengar ucapan Nolan barusan di mana Nolan sudah mengejek dan menghinanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire [COMPLETED]
FantasiaSejak bertemu dengan dia, hidup Claire menjadi tidak tenang karena terus diganggu. Dan parahnya tidak ada yang bisa menolong Claire, hanya Claire sendiri lah yang dapat menolong dirinya sendiri.