Hari ini aku berangkat lebih pagi dari biasanya. Memilih datang saat sekolah masih sepi, untuk menghindari mereka yang mungkin akan mengerjai ku lagi seperti kemarin. Jujur aku lelah namun aku tetap memaksa hatiku untuk bertahan. Perth kuat, kan?
Benar saja, sekolah masih sangat sepi hanya ada penjaga sekolah yang bertugas membukakan pintu kelas dan membersihkan halaman sekolah.
Sekarang aku bisa berjalan dengan tenang menuju lokerku tanpa takut diganggu. Sesampainya di loker aku kembali membersihkan loker ku yang kotor. Aku menghela nafas berat kemudian. Setelah bersih aku memutar ranselku untuk mengambil buku hendak meletakkan nya didalam loker. Namun sesuatu benda asing membuatku terpaku sebentar saat melihat sebuah seragam lain didalam tasku. Itu seragam Mark, yang dia pinjamkan kemarin dan aku berniat mengembalikan nya hari ini.
Dua hari berturut-turut yang lalu aku bertemu dengannya. Pemuda pemilik senyum terbaik yang pernah ku lihat. Senyumnya benar-benar menenangkan, aku bahkan tidak sanggup berlama-lama menatapnya karena perasaan aneh menggelitik hatiku. Maka dari itu aku buru-buru pergi setelah selesai membersihkan diri kemarin.
🐯🐯🐯
Menit terasa begitu cepat, padahal aku masih ingin menikmati ketenangan ini, namun sekolah dengan cepat berubah menjadi ramai karena para murid sudah berdatangan. Aku terdiam dikelas, mengecek kembali buku pelajaran mana tau ada PR yang belum ku selesaikan.
"Tumben udah dateng." Plan menyapa begitu sampai di kelas. Lalu menghempaskan dirinya duduk di samping ku, tasnya dibiarkan tergeletak diatas meja.
"Berangkat pagi." jawabku.
"Menghindari mereka?"
Aku tidak menjawab, Plan terlalu paham dengan hari-hari yang ku lalui disekolah. Walaupun demikian dia tidak pernah sedikitpun membantuku. Aku tidak berharap, yang penting dia tidak seperti mereka yang ikut-ikutan mem-bully-ku itu sudah cukup.
"Lo kalo bisa ngelawan, lawan aja. Jangan diem aja, entar ngelunjak."
Aku tersenyum samar mendengar saran nya, walaupun aku tidak mungkin melakukan apa yang Plan katakan. Aku tidak akan melawan selagi mereka tidak berlebihan. Oh, tidak, sejujurnya mereka sudah diluar keterlaluan, sih. Tapi tak apa, mereka bebas melakukan apapun aku pasrah asal tidak menyangkut beasiswa ku dalam masalah, karena aku sangat membutuhkan itu.
🐯🐯🐯
Mengisi tenaga setelah tiga jam bertarung dengan pelajaran adalah keputusan yang tepat bagi Mark. Hari kamis adalah termasuk hari terburuk dari keseluruhan hari selama satu minggu bagi Mark. Kenapa? Karena pada hari kamis semua pelajaran yang tidak disukainya berkumpul. Matematika, bahasa Inggris, dan kimia. Sungguh, otak Mark harus bekerja keras untuk menghadapi pelajaran menyebalkan itu, ditambah guru yang memegang nya juga tidak asik.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTH TANAPON
Fanfiction"Aku kuat karena aku adalah Perth." - Perth Tanapon. Mengandung unsur yaoi bxb gay dan sejenisnya. Tidak suka silahkan menyingkir ^^ Remake dari karya ka @NANAnunaninunu