Disekap

218 42 15
                                    

Tap!


Perth baru saja keluar dari ruang guru setelah dimintai tolong untuk mengantarkan kumpulan tugas kelasnya. Dirinya memang senang membantu para guru selain karena memang dia tidak ada kerjaan dikelas selagi pelajaran usai. Mengobrol dengan teman? Kalian tau Perth tidak memiliki teman. Plan? Anak itu sibuk ngerumpi sendiri di bangku temannya. Sekali lagi, Perth itu hanya teman sebangku dan ladang jawaban saat Perth tidak bisa berpikir lagi. Lalu Mark? Mereka tidak satu kelas hei.


Koridor tampak sepi karena memang sekarang waktunya pelajaran. Perth melangkah dalam kesunyian. Hanya derap langkah kakinya yang terdengar tenang hingga tepat di tikungan, seseorang menariknya paksa hingga masuk ke dalam ruangan kosong.


Perth sangat terkejut terlebih saat tubuhnya di hempas kasar ke lantai. Rasa nyeri langsung menyapanya. Sambil meringis kesakitan Perth mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang yang tega menghempaskan tubuh kecilnya itu.


Seketika empat orang itu menyambutnya. Tiga diantaranya tersenyum nakal, sedangkan satunya menatap datar. Yah.. mereka adalah Bright dan teman temannya.


Perth terkejut lagi namun hanya bisa memandang dengan wajah bertanya. Kenapa mereka ada disini disaat jam pelajaran berlangsung. Baiklah, mari kita ingatkan Perth bahwa Bright cs itu berandalan disekolah nya, tentu saja bolos itu sudah menjadi kebiasaannya.


"Wahh kangen banget gue liat muka ketakutan lo gini," Nanon menghampiri lebih dulu, mencengkram rahangnya sambil berujar sombong.


Chimon menyusul. Lelaki itu berjongkok di depannya dengan senyum jahilnya, "Sekarang lo lagi nggak sama bodyguard lo, kan?" katanya. Perth menautkan alisnya bingung. "Maksudnya mark, hehe.. bodyguard lo kan dia? Dibayar berapa sih dia sampe mau banget jagain lo." lanjut Chimon.


"Dibayar sama tubuhnya lah. Lo pikir tampang gembel gitu punya duit buat bayar Mark? Mark mah kaga butuh duit anjirr," sahut Ohm mengejek.


Perth tertohok. Dadanya sesak seketika. Kata-kata mereka benar-benar sampai ke hatinya. Mengatai Perth memberikan tubuhnya pada Mark, sungguh pelecehan. Namun ia tidak bisa melawan, Perth sadar dirinya jelas akan kalah dari empat orang itu.


"Oiya, anak jalang ya jelas dia jadi jalang juga." Nanon menambahi.


Dan dia tidak sanggup lagi. Bundanya dikatai jalang. Pandangannya beralih pada sosok tegap yang sejak tadi diam dengan wajah datar.

Bright memandang nya dengan tatapan yang sulit diartikan. Begitupun Perth, ia menatap Bright tak percaya. Setelah beberapa hari mereka sempat akrab dan menjadi teman, kenapa Bright sekarang kembali seperti ini.


"Gak usah berharap Bright bakal belain lo lagi, ya," Chimon yang sadar Perth tengah melihat Bright pun langsung menyahut. "Lo itu yang terlalu percaya diri aja, jangan bilang selama ini Bright baik sama lo tulus? Heh.. nggak ada sejarahnya Bright luluh gitu aja gara-gara lo." tutur Chimon panjang lebar.


"Phi Bright.. kenapa.." Perth memanggil nama Bright dengan nada pelan yang terdengar sendu dan mata yang berkaca kaca.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PERTH TANAPONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang