"Aku kuat karena aku adalah Perth." - Perth Tanapon.
Mengandung unsur yaoi bxb gay dan sejenisnya. Tidak suka silahkan menyingkir ^^
Remake dari karya ka @NANAnunaninunu
Setelah terjebak dalam keheningan dengan situasi canggung, Bright memutuskan beranjak dari duduknya hingga mengundang pertanyaan Perth.
"Phi, mau kemana?"
"Keluar,"
"Ngapain?"
"Ngerokok."
Perth tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mendengar Bright mau merokok. Ia bahkan baru tau ternyata Bright seorang perokok padahal masih anak SMA yang belum legal mengkonsumsi barang itu.
"Phi merokok?"
Bright tidak menjawab inti dari pertanyaan itu, ia justru berujar lain. "Di dalem rumah sakit gak boleh ngerokok jadi gue keluar," katanya.
Mengabaikan pertanyaannya tadi Perth ikut beranjak dengan sedikit gerakan lemah, "Aku ikut," pintanya.
"Heh ngapain ikut-ikut, sini aja lo istirahat," tolak Bright sambil menahan pergerakan Perth yang memaksa bangun dengan kondisi lemahnya.
"Aku sumpek dikamar Phi, butuh udara luar," jelasnya, wajahnya menatap memelas seakan memohon dan bibir mengerucut agar dibolehkan ikut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bright memutar matanya jengah sebelum menghela nafas pasrah. Perth selalu bisa melumpuhkan hatinya hanya dengan tatapan matanya. "Tunggu sini gue ambil kursi roda dulu." setelahnya Bright pergi keluar untuk mengambil kursi roda.
Perth menyengir senang. jujur saja baru seharian tidak menghirup udara luar membuatnya pengap, ia bosan berada di ruangan yang hanya dipenuhi oleh aroma obat.
Selang beberapa lama Bright sudah kembali dengan kursi roda nya. "Ngerepotin aja sih lo," ketusnya.
Perth hanya tersenyum kecil melihat sikap ketus Bright. Lalu Bright membantunya turun untuk berpindah ke kursi roda. Tubuh ringkihnya di papah pelan oleh Bright, namun tanpa sengaja keseimbangan Perth goyah, tubuhnya terpeleset hampir jatuh sehingga Bright reflek menangkap pinggulnya dengan dekapan erat.
Keduanya terdiam saat kejadian ambigu itu terjadi. Tatapannya bertemu. Mereka terdiam sebentar seakan waktu berhenti berputar untuk beberapa saat, Bright dan Perth saling pandang memperhatikan wajah masing-masing. Jantungnya langsung berdegup kencang dengan wajah yang nyaris merah padam.
