Perth

276 47 3
                                    

Namanya Perth

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya Perth. Kalian ingat? Tentu saja, dia adalah malaikat baik hati. Seseorang bernasib malang yang sempat mengalami masa sulit dihidupnya dulu. Namun bersyukur, kini penderitaan itu sepertinya sudah sirna? Mungkin. Dan semoga saja.


Dua belas tahun yang lalu, Perth terkapar tak berdaya dijalanan karena kelelahan berjalan dalam keadaan tidak baik-baik saja. Dirinya nyaris tak di hiraukan oleh orang-orang sekitar karena menganggap raga kacau itu hanya gelandangan yang sedang tidur dipinggir jalan. Namun.. seorang pria baik hati yang iba melihatnya pun akhirnya menyelamatkan Perth dan membawanya ke rumah sakit.


Sejak saat itu, dirinya yang beruntung diangkat menjadi anak oleh suami istri beranak satu itu. Perth sempat menolak karena tidak ingin merepotkan dan ia ingin melanjutkan hidupnya sendiri, namun pria itu menolak dengan alasan tidak tega melihat anak remaja seumuran nya harus hidup sendiri. Terlebih saat ditanya tentang orangtuanya, Perth menjawab dia seorang anak yatim-piatu. Maka dari itu tekat pria itu semakin besar untuk mengangkat dirinya sebagai anak.


Untuk pertama kalinya Perth memiliki saudara, tepatnya seorang adik lucu yang sangat ia idamkan sejak dulu. Anak dari orangtua angkatnya yang masih kecil saat itu. Namanya ae, Perth sangat menyayangi Ae yang sekarang tengah beranjak remaja dan sedang duduk di bangku kelas tiga SMP.


Singkatnya, hidup Perth berubah drastis saat itu. Semua yang tidak pernah ia miliki seakan terpenuhi. Orangtua, kasih sayang, tempat tinggal layak, perlakuan manusiawi, semuanya Perth dapatkan. Perth bersyukur, ia pikir ini adalah jawaban dari doa-doanya.


Perth mengemban pendidikan baik di salah satu kota besar di Thailand. Dan kepintarannya benar-benar membawa kebanggaan bagi orangtua angkatnya. Setelah lulus kuliah, Perth kini menjadi salah satu dosen muda di sebuah universitas di Thailand setelah keluarga angkatnya mengajaknya pindah.


Sejujurnya, Perth kurang setuju dengan kepindahannya ke Bangkok, mengingat tempat itu memiliki kenangan pahit kehidupannya dulu. Namun, ia hanya anak angkat yang sudah seharusnya menurut saat orangtuanya mengambil keputusan.


Dan disinilah Perth sekarang. Pria berperawakan ramping itu berjalan dengan langkah sedang, sambil mengeratkan mantelnya ia berjalan menunduk menuju ke sebuah cafe langganan tempat temannya bekerja. Ia baru saja pulang dari kampus setelah jadwal mengajar sore.


Ditengah jalan tiba-tiba seseorang menabraknya. Perth langsung membungkuk meminta maaf namun tanpa mengucapkan kalimat maafnya. Entah salah siapa tapi Perth meminta maaf lebih dulu, karena keduanya sama-sama jalan menunduk jadi Perth pikir dua-duanya sama-sama tidak melihat jalan didepannya dan ia mengalah untuk membungkuk minta maaf meski orang yang menabraknya tak mengatakan apapun. Perth tak ambil pusing, mungkin itu seorang anak remaja. Karena yang Perth tau anak jaman sekarang ada yang sopan ada juga yang tidak.


Ia sampai di cafe tujuannya. Seorang wanita dewasa yang sedikit lebih tua darinya menyambutnya dengan senyuman ketika menyadari kedatangannya. Yah... Perth sering ke cafe ini.


"Pesen apa?" tanya wanita itu.


"Biasa, Phi." jawab Perth.


Wanita itu mengangguk. "Susu coklat adalah kesukaan Perth"


Perth hanya menanggapi dengan cengiran manisnya.


"Baru pulang?" tanya nya lagi saat tak mendapat tanggapan dari Perth.


"Iya. Ada kelas sore tadi."


"Oh.."


Ketika hari mulai larut, Perth Akhirnya berpamitan untuk pulang ke apartemennya karena cafe juga sepi.


Oh iya, Perth tinggal di apartemen setelah ia mendapatkan penghasilan sendiri dari pekerjaannya menjadi dosen. Dia sudah cukup berterimakasih pada orangtuanya karena sudah sudi merawatnya dan mengangkatnya sebagai anak dulu. Kini, setelah dewasa Perth memutuskan untuk tinggal sendiri namun tidak melupakan jasa kebaikan orangtuanya karena Perth tetap sering berkunjung ke rumah orangtuanya dikala senggang. Perth sudah mandiri sejak kecil, kan?


🐯🐯🐯


Ting tong!


Suara bel apartemen mengalihkan perhatian Perth yang tengah bersantai. Hari ini, jadwalnya mengajar siang jadi Perth bersantai di pagi hari nya. Kakinya melangkah menuju pintu utama untuk membuka pintu. Wajah adiknya terpampang di depannya. Perth tersenyum.


"Ae?"


"Bunda suruh Ae nganterin makanan uktuk Phi" Si kecil melangkah masuk sebelum dipersilahkan. Meletakkan kotak Tupperware berisi makanan itu di meja tamu lantas duduk di sofa.


Perth menggeleng melihat tingkah manis adik nya sebelum menyusul ke dalam. Mengambil duduk di samping Ae dan membuka Tupperware tadi mengecek isinya.


"Ngerepotin aja deh,"


"Phi selalu bilang ngerepotin, padahal bunda senang-senang aja ngelakuinnya." jawab Ae sebal.

Lalu usapan gemas diberikan dikepala Ae. "Bilangin makasih ke bunda, ya."


"Bunda kangen Phi, Phi jarang kerumah,"


"Besok minggu Phi kesana." Perth masih bertahan dengan senyumnya. "Ae nggak sekolah?" tanyanya kemudian.


"Anterin ayo." Ajak Ae manja. Perth mengangguk tanpa ragu. Merekapun pergi ke sekolah Ae.


PERTH TANAPONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang