"Aku kuat karena aku adalah Perth." - Perth Tanapon.
Mengandung unsur yaoi bxb gay dan sejenisnya. Tidak suka silahkan menyingkir ^^
Remake dari karya ka @NANAnunaninunu
"Gila gila gila.. nggak bener ini kalo gue sampe naksir beneran sama Perth," Bright menggerutu frustasi sambil mengacak rambutnya kasar.
Sepulangnya dari rumah sakit tadi Bright melangkah tak tentu arah hingga berakhirlah dirinya di apartemen Ohm, sohibnya. Ohm tentu saja belum pulang sekolah, tapi password apartemen nya bahkan diketahui oleh semua teman geng nya, jadi Bright bebas masuk tanpa ijin.
Ia pun menghempaskan tubuhnya ke sofa. Menidurkan dirinya yang sedang kacau pikirannya. Bright bahkan lupa sejak kapan dirinya dan Perth jadi semakin dekat, Bright juga terlihat begitu peduli terhadap pemuda itu. Entahlah semuanya berjalan begitu saja tanpa Bright sadari hatinya selalu tak beres setiap berdekatan dengan Perth.
Seharusnya, dari awal emang gue gak usah deketin tuh si miskin apalagi bersikap baik sama dia. Sekarang gue yang kena karma, gerutu Bright sarkas dalam benaknya.
Seharusnya ia memang mendengarkan teman-temannya agar tidak usah mendekati Perth. Tapi Bright memang orang yang suka coba-coba, dan rasa penasarannya itu kini seakan menjadi jebakan untuk dirinya sendiri karena tidak bisa lepas dari pesona wajah lugu Perth.
Menindas nya? Bahkan Bright tidak sanggup lagi melakukannya. Tatapan polos dan wajah manis dengan sedikit kesan lugu itu benar-benar menyerap semua niat buruknya untuk mem-bully Perth.
"EBUSET ANJIRRRR DAJJAL!"
Keduanya, Ohm dan Bright sama-sama terlonjak kaget dari keheningannya. Mata milik Bright mendelik tajam pada sosok pemilik apartemen yang berdiri di ambang pintu baru saja masuk.
Ohm sendiri sibuk mengelus dadanya yang berdebar-debar karena terkejut melihat keberadaan seseorang di dalam kediaman nya.
"Ngagetin aja lo, babi!" hardik Bright kesal.
Posisi rebahan nya sudah berganti menjadi duduk bersandar di sofa. Tadi, sebenarnya Bright sedang melamun dan tiba-tiba Ohm berteriak sekencang-kencangnya hingga membuat jantungnya hampir lepas.
"Ya lo sama aja gblk tiba-tiba di apartemen gue." balas Ohm tak kalah kesal. Kemudian si tuan rumah melangkah masuk, menyusul duduk di sofa memandang sohibnya yang masih memasang wajah asam.
"Lah biasanya juga slonang-slonong gue disini ngapa lu kaget dah," dengus Bright. Ohm hanya menggaruk tengkuknya.
"Iya juga sih. Kaget aja gitu." ucapnya. "Btw lo tadi nggak sekolah kok malah disini, ngapain sih. Kalo mau bolos kan bisa kabarin kita." ujar Ohm lagi. Ia menatap lekat wajah sahabatnya yang kelihatan seperti sedang... Galau?
"Males aja pengen sendiri, berisik kalo ngumpul sama lo." jawabnya berasalan.
"Padahal dari dulu juga ada gue setiap ngumpul.," Ohm tak ambil pusing. Ia pun berjalan menuju kamar untuk menaruh tasnya sebelum ke dapur untuk mengambil minuman.
"Mau kabarin anak-anak suruh kesini nggak?" tanya Ohm begitu kembali dari dapur dengan dua botol bir ditangan nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bright kembali dengan acara melamunnya. Sekarang ia bertekad akan menjauhi Perth dan kembali menjadi Bright yang kejam seperti dulu. Yah.. semoga saja bisa. Lagipula ada Mark yang akan menjaga pemuda itu, dan sepertinya akan tampak seru jika kedua rival bersaudara itu saling bersaing.
Hah.. jalan pikiran Bright memang selalu aneh.
🐯🐯🐯
Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit akhirnya Perth diperbolehkan pulang. Ia tengah bersiap untuk pulang sekarang. Mark yang memang sudah berbaikan dengan Perth pun menjadi sedikit lebih overprotektif pada Perth yang baru sembuh dari sakitnya.
"Pulang kerumah?" tanya Mark.
"Ya emang kemana lagi kalo nggak ke rumah." balas Perth bingung.
Mark terdiam sebentar sebelum akhirnya melanjutkan, "Pulang ke apartemen gue aja. Gue baru sewa kemaren,"
Perth tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat tiba-tiba Mark mengajaknya tinggal di sebuah apartemen. Demi apapun dia masih punya tempat tinggal.
"Ngapain, ih. Nggak usah, aku pulang kerumah aja." jawab Perth.
"Kalo gitu gue nginep di rumah lo,"
Dan Perth semakin terkejut, "Mark apaan, sih!"
Mark memutar matanya jengah, "Karena lo tinggal sendirian nanti yang rawat lo siapa, lo masih butuh istirahat," ujar Mark seraya meraih tangan Perth, memperlihatkan perban yang masih membalut lukanya, "Luka ini juga perlu di rawat, biar cepet pulih." lanjutnya.
"Ya ampun, Mark, aku nggak papa serius. Bisa kok kalo gini doang, udah sembuh akutu." tolak Perth.
Gelengan keras kepala itu Mark berikan, "Tinggal di apartemen atau gue nginep."
"Mark--"
"Perth, jawab."
Perth pasrah. Ia menghembuskan nafas lelah, "Terserah kamu aja,"
Mark tersenyum puas. Kemudian mengusak rambut halus Perth gemas, "Kali ini gue bakal bener-bener jagain lo." balasan itupun berhasil membuat Perth memanas seketika dengan wajah memerah.
🐯🐯🐯
Adh adh.. ngajak tinggal bareng mau apa kamu Mark 😏