"Win.."
Ketika panggilan itu terdengar, Win buru-buru menghapus air matanya sebelum Mark melihat dirinya menangis. Lantas menoleh pada sang sahabat.
"Mark, lo udah balik,"
Mark tersenyum tipis sambil mengangguk ia melangkah memasuki ruang rawat Perth. Namun, mata merahnya sedikit menarik perhatian Win.
"Lo.. nangis?" tanya Win tak yakin. Mark bukan orang yang cengeng, jadi Win tak yakin itu jejak air mata Mark yang menangis. Mungkin saja Mark kelilipan karena kendaraan yang Mark pakai berupa motor.
"Gue berantem sama Bright"
Win menghela nafas panjang. "Lo gegabah, Mark."
Dan Mark mengangguk lagi, "Yah.. gue gegabah. Pho bahkan liat gue ngehajar Bright tadi," akunya.
Win tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mendengar ucapan Mark barusan. "Lo serius?! Terus?!"
"Udah lah nggak penting," Mark mengalihkan pandangannya pada sosok kurus yang tengah terbaring lemah di atas ranjang. Mata indahnya terpejam, tangannya lagi-lagi harus terbalut perban. Mark meringis melihat Perth. "Gimana keadaan Perth kata dokter?" tanya Mark pada Win.
Helaan nafas Win terdengar. "Lebih parah dari sebelumnya. Tapi kata dokter dia bakal sadar dalam 24 jam. Cuma, yahh dia harus dirawat lebih lama dari yang kemarin supaya bener-bener pulih," terang win panjang lebar.
Mark tak menjawab. Dia kembali menatap lurus pada Perth, tangan yang bebas dari infus dia genggam erat seakan menyampaikan permintaam maaf nya karena telah gagal melindunginya. Mark tau, omongannya selama ini hanya omong kosong belaka, nyatanya Mark belum pernah sekalipun berhasil melindungi pemuda itu dari gangguan Bright. Selalu begitu, Mark selalu datang terlambat setelah semuanya terjadi.
"Maafin gue, Perth."
Melihat keadaan Mark, Win mencoba menenangkan sahabatnya itu. Sambil mengusap punggung Mark, Win berujar, "Lo yang sabar, setelah ini lo harus bener-bener jagain dia kalo emang lo sayang sama Perth ,"
Fokusnya teralihkan. Mark menoleh menatap Win, "Win... Setelah gue gak ada, gue minta lo jagain Perth,"
Ucapan Mark sontak membuat Win terheran, "Eyy.. lo ngomong apa, sih."
Mark menarik nafas panjang, "Gue bakal pindah sekolah ke luar negeri,"
"Mark.."
"Pho kecewa gue ngehajar Bright tadi, dan dia bakal pindahin gue ke luar negeri."
Pada akhirnya, semuanya jadi serumit ini hanya karena hadirnya seorang Perth. Namun, Win tidak bisa menyalahkan pemuda lugu itu karena Perth tidak tau apa-apa dan tentunya Perth juga tidak ingin keadaan jadi seperti ini
🐯🐯🐯
Tepat tengah malam Perth tersadar. Matanya mengerjap bingung melihat sekelilingnya yang tampak asing dengan nuansa putih. Ia pikir dirinya benar-benar terbangun di tempat bundanya berada, dan dia senang. Namun, beberapa saat kemudian ia sadar bahwa dirinya lagi-lagi berakhir di rumah sakit. Perth lelah, ia lelah harus keluar-masuk tempat beraroma obat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTH TANAPON
Fanfiction"Aku kuat karena aku adalah Perth." - Perth Tanapon. Mengandung unsur yaoi bxb gay dan sejenisnya. Tidak suka silahkan menyingkir ^^ Remake dari karya ka @NANAnunaninunu