Saudara

319 47 2
                                    


"Bangsat!!"

Bright melemparkan tas nya secara kasar begitu memasuki apartemen mewah milik salah satu temannya. Setelah kejadian disekolah tadi, Bright langsung meninggalkan sekolah.
Mood nya hancur, wajahnya luka, Bright benar-benar emosi, terlebih pelaku pemukulan itu adalah Mark.

Setelah melempar tas, Bright menjatuhkan dirinya di sofa, tak mempedulikan tatapan sinis si pemilik apartemen.

Setelah melempar tas, Bright menjatuhkan dirinya di sofa, tak mempedulikan tatapan sinis si pemilik apartemen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sopan dikit kek di tempat orang." sindir tuan rumah yang tak lain adalah Nanon. Lalu langsung melesat ke kamar setelah berkata sarkas, membiarkan tempatnya dikuasai oleh teman-temannya.

"Bacot lo ah. Ambilin gue minum, Mon!" Kini mulut tak tau diri Bright berseru memerintah Chimon dengan seenaknya.

Yang diperintah hanya menggerutu kesal namun tetap menurut dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman. "Mentang-mentang gue paling kecil disuruh seenak jidat."

"Bawel bener bocil." sewot Bright. Ia menerima minumannya dan meneguk hingga habis tak tersisa. Bibirnya meringis pelan saat merasakan lukanya terkena air.

"Obatin dulu tuh bibir." Nanon muncul dari kamar dengan kotak obat yang dilemparkan ke arah Bright. Lalu menghempaskan tubuhnya di samping Bright, meraih remot tv untuk menyalakannya.

Masih dengan suasana hati yang kesal, Bright meraih kotak obat itu dan mulai mengobati lukanya dengan hati-hati. "Sshh!- liat aja tuh anak, gue bakal bikin perhitungan karna udah bikin Mark mukul gue." geramnya.

"Lagian kenapa sih tuh Mark belain si miskin, kurang kerjaan bener. Mau jadi pahlawan gitu." Si Chimon ikut berkomentar.

"Kalo gak liat itu Mark udah gue bikin masuk UGD dah."

"Kalem bos. Mark itu, Mark." Chimon menepuk-nepuk pundak Bright yang langsung di tepis oleh empunya.

Ohm yang sedari tadi diam dan fokus pada ponselnya pun mulai tertarik untuk nimbrung. "Bukan niat belain si cupu kali, emang mau ngehajar lo aja."

"Maksud lo apaan." sinis Bright.

Ohm mengangkat bahunya. "Dendam masalalu, maybe."

"Harusnya gue yang dendam kali, lawak amat kalo dia yang dendam, orang gue yang dikhianati." Bright membereskan kotak obat setelah selesai mengobati lukanya.

Mengingat kejadian setahun yang lalu, masalah yang melibatkan dua tampan itu berkelahi dengan sengit hingga mengirim mereka ke rumah sakit, membuat Bright kembali geram.

"Lagian masalah cewek doang elahh.. inget dong Mark itu siapa." sahut Nanon. Ia menghembuskan nafas lelah melihat sahabatnya.

"Bodo amat." sewot Bright.

"Dasar kalian."

🐯🐯🐯

Mark memasuki rumah megahnya. Disambut beberapa pelayan, Mark hanya mengangguk seraya tersenyum.

PERTH TANAPONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang