"Aku kuat karena aku adalah Perth." - Perth Tanapon.
Mengandung unsur yaoi bxb gay dan sejenisnya. Tidak suka silahkan menyingkir ^^
Remake dari karya ka @NANAnunaninunu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐯🐯🐯
"Maafin karena udah bikin Mark memukul Phi. Aku ngga tau kalian sodaraan."
..
"Phi kenapa nolongin aku?"
..
"Makasih Phi udah nolongin aku dari pacarnya Mark."
..
"Phi nggak seharusnya bolos cuma mau jenguk aku. Kan bisa pulang sekolah."
..
"Jadi selama ini cuma pura-pura?"
..
Hah.. hah... Hah..
Pria itu terjaga dari tidurnya setelah mimpi buruk yang dialaminya.
Tidak.
Itu bukan mimpi buruk. Tapi ingatan-ingatan masalalu yang seperti momok baginya. Sejak menghilangnya Perth dua belas tahun yang lalu, Bright tidak pernah bisa merasa tenang. Bayang-bayang Perth dan rasa bersalahnya benar-benar menyusahkan.
Dua belas tahun yang lalu. Bright baru menyadari kesalahannya yang ia perbuat sangatlah tidak benar saat Perth benar-benar hilang dan tidak ditemukan hingga saat ini. Juga terhadap sang adik yang harus menjadi sasaran ayahnya untuk dipindah ke luar negeri padahal itu jelas-jelas salah dirinya. Meski hingga sekarang Mark masih sedikit bersikap dingin padanya, namun sudah lebih baik dari sebelumnya. Setidaknya Mark sudah sudi menegurnya walaupun hanya sebatas urusan pekerjaan. Yah .. Bright pikir itu lebih baik daripada dirinya didiamkan selamanya.
Bright merasa sangat kehilangan Perth saat itu. Ia mencari sosok Perth hingga hampir frustasi. Sejujurnya yang ia lakukan hanya ingin meminta maaf pada Perth dan Mark. Tapi, perasaan asing yang kerap ia rasakan saat bersama pemuda manis itu membuat Bright sadar bahwa dirinya juga menyukai Perth dan merasa kehilangan.
Hingga saat ini pun Bright masih berusaha mencari Perth walaupun hampir putus asa. Bright hanya yakin bahwa Perth masih hidup. Namun Bright juga sudah kehilangan arah harus mencari Perth kemana lagi.
Lagi-lagi bayangan Perth.
Bright mengusap pelipisnya yang basah akan keringat. Nafasnya terdengar memburu. Kepalanya menoleh untuk melihat jam yang ternyata menunjukkan pukul dua pagi. Ia beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman.
