Mark:
Perth, nanti gue jemput ya.
Jangan berangkat dulu!Perth segera berkemas secepatnya begitu membaca pesan dari Mark, ia harus berangkat lebih dulu sebelum Mark menjemputnya. Tidak.. Perth tidak mau lagi bergantung pada pemuda itu, ia tidak mau berlindung di balik punggung Mark terus. Biarlah semuanya kembali seperti semula. Perth yang selalu dikucilkan, di hina dan ditindas.
Tidak apa, Perth sudah menerimanya sejak dulu. Hanya karena kehadiran Mark beberapa waktu ini, tidak harus membuat Perth jadi manja dan ketergantungan, bukan? Lagipula Perth tidak ingin dikasihani saat dirinya masih mampu bertahan.
'Gue saranin jangan terlalu deket sama Mark, deh.'
'Dia udah punya pacar, bisa-bisa lo jadi sasaran ceweknya kalo terlalu deket sama dia.'
Yah.. Perth sadar satu hal, ia memang harus menjauhi Mark karena Mark sudah punya pacar. Plan benar, pacar Mark pasti tidak akan suka jika dirinya terlalu dekat dengan Mark.
Setelah meyakinkan tekadnya, Perth melangkah menuju sekolah.
Sesampainya di sekolah, tatapan-tatapan lapar itu menyambutnya, seakan-akan mereka sangat merindukan Perth untuk jadi sasaran bully nya setelah beberapa lama ini selalu ada Mark yang menghalangi niat mereka.
Perth meneguk ludahnya susah, ia berusaha mencoba mengabaikan mereka seperti biasanya, tapi rasa takutnya bahkan lebih besar daripada sebelumnya. Rasanya.. Perth belum siap untuk menerima bully-an mereka lagi.
BRUK!
Dan ketakutannya benar terjadi ketika tubuh Perth terdorong kasar hingga limbung saat seseorang dengan sengaja mendorongnya.
"Lo.." suara wanita itu terdengar tajam, Perth tersadar itu suara Pam. Pacar Mark. "Yang selama ini deketin cowok gue, kan? Miskin." desis Pam.
Perth menunduk segan. "Aku dan Mark nggak ada apa-apa,"
Gadis itu mendecih sinis, "Nggak ada apa-apa tapi kenapa harus sedeket itu sampe gak mau pisah?! Nempel terus, gatel banget lo jadi cowok! Pake rok aja sana!" bentak Pam kesal. Matanya menatap tajam sosok Perth yang menunduk tak berani menatapnya balik.
"Lo harus dikasih pelajaran karena udah deketin punya gue.. guys!"
"Yuhuu!"
Satu botol berisi air comberan itu diberikan pada Pam. Perth sudah bisa menebak apa yang akan terjadi padanya sebentar lagi. Dia memejamkan matanya bersiap menerima apapun yang akan Pam lakukan terhadapnya. Namun hingga beberapa saat Perth tidak merasakan apapun pada dirinya selain teriakan nyaring dari Pam sendiri.
"Kyaaaaa!!"
Perth membuka matanya, mengangkat kepalanya dan mendapati Pam sudah berlumuran cairan kotor tadi. Gadis itu memekik heboh bersama kedua temannya. Sedangkan disisi Perth berdiri sosok Bright yang memandang sombong tiga gadis didepannya.
"Phi Bright?"
"Anjing banget lo, Bright! Gue jadi kotor gini!" marah Pam pada Bright. Tubuhnya kotor dan bau, dua temannya bahkan beringsut mundur seakan enggan berdekatan dengan Pam yang kotor.
"Cairan itu lebih cocok jadi parfum lo," ejek Bright masih dengan wajah meremehkan.
"Lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTH TANAPON
Fanfiction"Aku kuat karena aku adalah Perth." - Perth Tanapon. Mengandung unsur yaoi bxb gay dan sejenisnya. Tidak suka silahkan menyingkir ^^ Remake dari karya ka @NANAnunaninunu