Siuman

248 41 9
                                    

🐯🐯🐯

Perth sudah siuman tiga puluh menit yang lalu. Dia sedikit terkejut saat menyadari dirinya berada di rumah sakit bersama dua orang yang menjaganya. Mark dan Bright. Tapi Bright sudah pergi beberapa menit setelah Perth siuman tadi Bright bilang ada urusan.


Kini hanya tersisa dirinya berdua dengan Mark.


"Kenapa lo ngulangin itu lagi, Perth." Mark bertanya menuntut dengan nada sedikit khawatir. Dan Perth hanya memalingkan wajahnya tak berani menatap mata Mark.


"Lo nggak niat bunuh diri, kan?" Mark menambahi dengan pertanyaan konyol. Sungguh Perth tidak ada keinginan sejauh itu. Bunuh diri? Tidak, Perth tidak sebodoh itu untuk melakukan hal keji itu. Ia hanya ingin menenangkan dirinya karena itu memang sudah kebiasaannya sejak dulu.


"E.. enggak kok," jawab Perth gugup.


"Terus kenapa?" tanya Mark menuntut.


"Kamu tau alasannya."


"Nenangin diri? Menyalurkan perasaan? Nggak gini caranya, Perth. Lo bisa cerita sama gue. Kan gue udah bilang , jangan pendem semua nya sendiri--"


"Maaf." potong Perth sebelum Mark selesai dengan ucapannya. Matanya diberanikan menatap Mark. Sendu, itulah tatapan Perth.


"Maaf, Marm." cicitnya.


"Lo nggak perlu minta maaf, gue cuma ngingetin kalo lo nggak sendirian sekarang, jadi jangan apa-apa lo lampiaskan ke badan lo." balas Mark lembut. Melihat tatapan sendu mata Perth, Mark jadi tidak tega memojokkan pemuda itu.


"Maaf udah marah-marah sama kamu, maaf karena udah mengabaikan kamu, maaf Mark." ujar Perth gemetar.


Perth kembali mengingat bagaimana dirinya susah payah menghindari Mark meski pemuda itu terus mengejarnya. Perth sadar tidak seharusnya ia bersikap seperti itu, Mark hanya ingin berteman tapi Perth justru terbawa perasaan sehingga menjauhi Mark karena masalah perasaannya sendiri.


Perlahan eskpresi tajam Mark melunak, sentuhan lembut ditangannya Perth rasakan. Pemuda itu tersenyum tipis. "Akhirnya lo sadar juga. Lo nggak tau gimana cemasnya gue karena lo menjauh dari gue. Tentang yang lo denger waktu itu--"


"Udah Mark , gak usah dibahas." Perth kembali memotong cepat. Ia tidak ingin mendengar apapun tentang hubungan Mark dengan gadis bernama Pam itu karena hatinya tidak akan sanggup.


Mark menghela nafas lelah, "Dengerin dulu, meskipun lo nggak butuh penjelasan tapi gue tetep bakal jelasin, gue nggak mau lo terus-menerus salam paham," Mark menatap lekat iris sendu Perth. "Gue sama Pam nggak ada apa-apa. Dulu, kita emang pacaran tapi itu nggak sengaja karena gue nggak tau ternyata dia pacarnya Bright. Sejak saat itu gue mutusin Pam tapi cewek itu masih suka ngaku pacar gue. Lo percaya, kan?" final Mark dengan menatap penuh harap, berharap Perth percaya.


Perth tidak tau kenapa, tapi beban hatinya seakan runtuh begitu mendengar penjelasan Mark. Ia merasa lega saat mengetahui Mark tidak memiliki hubungan apapun dengan Pam, itu cuma masa lalu. Jadi, semuanya salah paham? Jika benar maka Perth yang merasa sangat bersalah disini karena sudah menjauhi Mark gara-gara perasaannya yang kecewa karena Mark sudah memiliki kekasih. Tapi sekarang, semuanya terasa melegakan.


Senyum menawan itu terulas tipis, "Makasih penjelasannya, aku percaya."


Mark ikut tersenyum lega. "Jadi, jangan jauhin gue lagi, ya."

PERTH TANAPONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang