Part 36

3 2 0
                                    

“Woiii kalian lihat Asti nggak?” teriak Arsa pada teman-temannya
Semua menggelengkan kepala lalu melihat sekeliling mereka mencari keberadaan Asti.

Tidak mau menunggu lama untuk mendapatkan hasil, Arsa memilih untuk terjun langsung mencari Asti walaupun ia sedikit kesusahan berenang dengan pakaian formalnya. Teman-temannya yang mengerti akan ke khawatiran Arsa turut ikut mencari.

“Kalian gimana sih, apa sebegitu serunya bermain. Sampai-sampai salah satu teman kalian nggak kelihatan kalian nggak tau? Gimana kalau Asti tenggelam terus keseret ombak menjauh kelaut sana?!” Arsa tanpa sadar meninggikan suaranya.
“Nggak mungkin lah. Asti itu jago berenang ya kak! Jangan negatif thingking gitu!” ucap Desi
“Makanya cari dengan benar!” tegas Arsa kembali mencari Asti begitupun teman-temannya.
Sementara itu...
“Huh...huhh... ternyata baru bisa nahan nafas tiga menit, ehh kok bisa sampai jauh gini ya padahal tadinya gue deket Kak Erma” Asti memandang teman-temannya yang yang sedang sibuk mencari sesuatu. Ia pun menghampiri mereka.
“Lagi nyari apa Des? Kolornya Gery? Atau sempaknya kak Nata?”
“Aduh bisa diem nggak gue lagi nyari As... Asti!” seru Desi
“Nyari apa? Gue ikut deh biar cepet dapatnya. Kasian kan kalau beneran sempaknya kak Nata hanyut nanti nggak bisa keluar kedarat,” baru ingin bergerak kedua tangganya ditarik oleh dua sosok laki-laki.
“Kita lagi nyariin lo tau, lo nggak apa-apa kan?” tanya Petrick khawatir
“Ngapain nyari gue? Lo lihat kan gue nggak ada luka”
“Lo kemana aja hah? Main ngilang aja! Lo tau nggak ini itu lagi dimana? Tiba-tiba menghilang pas lagi berenang! Kalau nanti lo hanyut kebawa arus gimana!” ucapan dari Arsa sungguh diluar ekspetasi teman-temannya. Dan bahkan kini perlakuannya membuat setumpuk pernyataan yang ada dibenak pendengar.

“Bentar-bentar. Lo kenapa sewot gitu? Lo liat kan gue masih hidup. Lo mau ngedoakan gue keseret ombak gitu?” tanya Asti balik pada Arsa.
“Kamu kemana aja As?” kali ini Nata yang memandang adiknya itu khawatir.
“Latihan nahan nafas dalam air, lagian mana aku tau bisa sampai jauh kesana,”
“Tuhh...tuhh kan! lo keseret itu namanya!” ketus Arsa kembali membuat teman-temannya membuahkan pertanyaan besar dalam pikiran masing-masing.
“Ck...susah ngomong sama lo ya! Ngapain lo nyebur ke laut? Lo nggak risih apa pakaian lo kayak gitu? Terus ngapain kalian berdua pegang-pegang tangan gue? Lepas! Gue mau pulang ini udah mau malam!” Asti menghempaskan pegangan dua laki-laki yang berada dihadapannya. Lalu berjalan perlahan ke tepian menghampiri Satya yang sedang menyantap ikan bakar. Dan setelahnya terlihatlah Satya dan Asti berlalu menuju parkiran pantai.
“Mending kita pulang juga,” putus Nata.

Bulan mulai menampakkan dirinya dibalik awan-awan hitam. Kini keluarga Dewanata Sada sedang menyantap makan malam mereka.
“ Besok mama berangkat nemenin papa keluar kota selama tiga hari kalian berdua jaga adik kalian baik-baik, jangan sampai kejadian yang lalu terulang lagi!” tegas Anjani pada kedua putranya.
“Siap ma”
“Iya ma”
“Jangan siap iya aja, kalau ada apa-apa telpun papa, beberapa bodyguard udah papa tugaskan mengawasi kalian. Tapi walaupun begitu nanti kamu kalau mau kemana-mana ijin sama kakakmu dulu” jelas Arjana
“Iya papa bawel,” sahut Asti
“Hadiah yang kamu minta udah ada di kamar kakak,” Satya berkaa sembari meminum air terakhirnya.
“Oke deh, nanti aku ambil,”
“Hadiah untuk apa?” tanya Anjani
“Itu temenku besok ulang tahun, sekalian deh aku bilang disini, aku besok ikut kak Nat ke rumah sakit,”
Anjani mengangguk tanda memberikan ijinnya. Perbincangan mereka terhenti ketika semua anggota keluarga selesai menyantap makanan mereka masing-masing.

Kini Asti sudah berada diruangan ternyaman untuk dirinya, dimana lagi kalau bukan dikamarnya sendiri. Jari tangannya lincah diatas keyboard menekan sejumlah huruf-huruf.
Ting

Suara pemberitahuan chat masuk berbunyi, ia ingin mengabaikannya, tetapi suara itu semakin menjadi-jadi bukan sekali tapi hampir berulang kali membuat Asti kehilangan konsentrasinya.
Toxic no Dosa!

The Flow of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang