Part 2

106 5 2
                                    

Antonim sama adalah berbeda


“Lo siapa? Lo kenal gue? Kan kita baru ketemu hari ini?” mahasiswi itu mengernyit heran dengan Asti yang sok kenal dengannya. Apalagi dia tersinggung Asti mengatakan dirinya usil disaat pertama kali bertemu.

“Maaf, gua nggak berbicara dengan lo. Oh ya, nama gua Asti,” Asti mengulurkan tangan kanannya. “Nama gua Eva,” Eva membalas uluran tangan Asti. Ada aura ketenangan yang dialirkan Asti kepada dirinya.“Bisa menyingkir sebentar? Gue mau temu kangen dengan dia,”Asti menunjuk pohon mangga besar di belakang Eva dengan dagunya.

Eva lagi-lagi heran dengan tingkah Asti yang menurutnya aneh. Tanpa membantah ia pun merubah posisi berdirinya menjadi dibelakang Asti.

“Hai, mahasiswa baru ya? Kenalin gue Desi jurusan Pendidikan Bahasa Jepang” desi mengulurkan tangannya pada Eva
“Gue Eva, ia gue pindahan dari sekolah luar negeri jurusan Akutansi,”
“As, lo udahan dong ngobrolnya,”
“Bentar.... gue lagi ngasi ceramah,”
Desi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.
“Asti kenapa Des? Bisa berbicara dengan pohon? Aneh,” Eva masih heran melihat Asti dengan santainya berinteraksi dengan sebatang pohon.
“Bukan pohon, tapi yang ada di pohon,” Desi menjawab enteng pertanyaan Eva

“Lo mau kemana Va?” Asti kini sudah berbalik menghadap Eva dan Desi
“Mau ke Bendahara kampus,”
“ Ikut kita aja, gue sama Asti mau kesana juga,”
Mereka akhirnya berjalan menuju Bendahara kampus.

“Darimana saja kamu Va? Kak Andi dari tadi nyariin kamu tiba-tiba hilang baru ditinggal sebentar ke WC” ucap Andi dengan napas menderu habis berlari mencari adik satu-satunya itu, dengan kumpulan kaum hawa dibelakang dengan tatapan memuja.

Siapa yang tidak kenal Andi. Ketua UKM atletik yang ahli dribbling dan terkenal dengan aksi slam dunk-nya pada  saat akan memasukkan bola ke ring yang membuat para penonton berteriak histeris.

“Maaf kak, tadi Eva jalan-jalan sebentar lihat lingkungan kampus,” Eva merasa bersalah sudah melanggar apa yang sudah dikatakan kakaknya.
“Eva itu adiknya kak Andi ya, pantesan ada mirib-miribnya gitu.” Desi mengembangkan senyum manisnya lalu memejamkan matanya
“Kak An, Eva baru kali ini ada dilingkungan kampus sebaiknya kakak kasi tau dimana saja tempat yang aura negatifnya tinggi,”  Desi melanjutkan ucapannya
“Kenapa begitu, gue bisa tau sendiri kok tepat mana yang harus gue waspadain,” Eva menanggapi ucapan Desi dengan nada sedikit meninggi.
“Kak lebih baik dari sekarang harus lebih berhati-hati menjaga Eva, ada yang mengikutinya. Kami kebendahara dulu” ucap Asti lalu menarik tangan Desi untuk mengikutinya.

“Mereka siapa sih kak, aneh banget,”
“Yang kakak tau mereka punya kemampuan lebih, sama seperti kamu bisa merasakan kehadiran mereka. Nah Asti anak indigo sedangkan Desi memiliki kemampuan lebih untuk melihat sesuatu yang akan terjadi. Ayo kakak ajak kamu keliling kampus dulu seperti kata Desi” Andi menjelaskan pada Eva dengan terperinci.
Mereka lalu berbincang-bincang sambil mengelilingi kampus.

Sudah terhitung satu jam dari mulai dosen mata kuliah Linguistik menerangkan bahan ajar didepan kelas. Beberapa mahasiswa terlihat jenuh menatap slide power point yang ditayangkan melalui LCD, ada juga yang berpura-pura mencatat , dan ada juga mengangguk-anggukkan kepalanya seakan mengerti dan menikmati penjelasan yang diterangkan oleh dosen. Lain halnya dengan Asti, ia menatap kemanapun dosennya bergerak, lebih tepatnya sesuatu yang terus mengikuti dosennya kemanapun melangkah.
“Ya Asti, apakah ada pertanyaan?” Bu Apri menghentikan penjelasan materinya ketika Asti mengacungkan tangan kanannya.
“Bu apakah hari ini adalah hari peringatan kematian mertua ibu?”

____________________________________

Budayakan vote & coment readers 😁
.


.
.
Yang ngevote and coment author doakan semoga salah satu keinginannya tercapai 🙏.
.
.
Follow author juga yak :v

The Flow of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang