Semuanya sudah diperiksa dengan teliti, dari pakaian dan perlengkapan sudah di kemas dengan baik. Seperti telah ditentukan, setelan joger biru muda dipadukan dengan sepatu warna senada kini melekat dengan sempurna ditubuh seorang gadis.
Dihadapan cermin ia terus mengkritik sendiri penampilannya itu. Heii... sudah dibilangkan ini bukan warna kesukaannya, tetapi ia pikir tidak terlalu buruk untuk mencoba hal baru.
Setelah merasa siap, gadis itupun turun untuk sarapan pagi.
“Tumben mama lihat kamu memakai pakaian warna biru muda As,” ucap Anjani sembari menaruh sepiring nasi goreng di meja makan.
“Mama tau kan siapa penyebabnya?”
Anjani tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya, ia seakan tau penyebab putrinya itu merubah warna penampilannya. Siapa lagi kalau bukan Desi.“Wait.... mau kemana? Dari penampilan kayaknya mau pergi kesuatu tempat,” Asti melihat Nata sudah duduk dikursi meja makan dengan stylenya.
“Jangan bilang.....”
“Surpriseeee....tebakanmu benar. Kakak akan ikut bersamamu sebagai dokter pendamping PMI yang bertugas saat acara kemah kampusmu dilaksanakan,” Nata mengungkapkan kebahagiannya bisa mendapat liburan yang disengaja.“Nggak usah ikut, PMI udah pada pro. Kakak dokter oplosan jadi masih noob,” batin Asti sembari mengolesi roti tawarnya dengan selai coklat.
“Wahhh... kamu meremehkan kakakmu ini? Lihat saja nanti, kakak akan memperlihatkan bakat kakak. Semua kaum betina akan klepek-klepek pastinya,” hayal Nata.
“Apakah semua barang bawaanmu sudah siap As?” ucap Satya yang juga sudah rapi dengan setelan kantornya.
“Sudah kak, tinggal tuh bahan-bahan untuk masakan aja yang belum,” Asti menunjuk tas belanja kecil yang penuh akan bahan masakan.Nata berjalan ke arah yang ditunjukkan Asti.
“Jangan bawa ramen pedas ini. Udah kakak bilang, kalau makan ramen itu paling tidak seminggu sekali. Tapi seminggu ini kamu udah tiga kali melanggarnya. Pokoknya ramenmu ini kakak tahan Prasti Dewanata Sada!” ucap Satya, lalu mengeluarkan oknum makanan yang disembunyikan oleh adiknya itu.
“Dan Nata, nanti kamu awasi adikmu itu. Jangan biarkan dia dekat-dekat dengan yang namanya makanan sejenis mie disana, dan jangan biarkan ia terlalu lelah, kakak lihat hasil cek kesehatan Asti kemarin, tensinya masih tergolong rendah” Satya memang seseorang yang sangat tegas dan teliti jika menyangkut tentang kesehatan Asti.
“Apa-apaan itu, ck! Padahal gue udah ngumpetin tuh ramen paling bawah kenapa ditemukan juga. Dan gue masih kuat untuk haiking! Gue bukan anak kecil lagi sampai diawasi seketat itu!” Asti berseteru dengan batinnya sendiri.
“Terima tidak terima harus diterima, kamu nggak akan lepas dari pengawasan kakak Asti sayang!” Nata menyeringai kemenangan.
“Ingin ku teriakkkkk... ingin ku menangis.....” Asti mengumandangkan sebait lagu dalam batinnya.
Anjani tersenyum bangga melihat kedua anak laki-lakinya itu menjaga Asti dengan sangat baik, apalagi cerewetnya Satya yang mengatur segala makanan yang Asti makan mengingatkannya dengan suami tercintanya. Arjana. Hmm...dia merindukan pelukan laki-laki itu.
“Papa kapan balik dari luar kota Ma?” tanya Asti
“Mungkin tiga hari lagi, kamu disana harus hati-hati ya sayang,” ucap Anjani sambil mengelus rambut putri bungsunya itu.
“Iya Ma, pasti.” Asti memberikan senyum hangatnya.“Ayo As, berangkat sama kakak aja kekampusnya,”
Nata dan Asti mencium lembut tangan Anjani lalu segera berangkat dengan barang bawaan masing-masing.Puluhan bus pariwisata terlihat memenuhi lapangan tengah kampus, sebagian mahasiswa sudah duduk didalam bus ada juga yang masih berselfie ria diluar bus.
“Selamat mengawali hari yang melelahkan” Asti membuang kasar karbondioksidanya
“Ini acara sangat bagus As, terutama untuk kamu. Acara seperti ini bisa mengenalkanmu pada lingkungan baru. Kakak akan ada di bus lain bersama para PMI dan para sponsor untuk acara ini, jadi nikmati kebebasanmu selama diperjalanan,” Nata memberikan cengiran yang bagi Asti itu adalah ejekan belaka.“Menyebalkan!” teriak Asti pada Nata yang sudah berjalan mencari bus yang akan ia naiki.
‘Gue ikut juga kawan’
“Asgar lo ngapain ikut sih! Nggak! Lo diem dirumah aja!”
‘Ayolah As, gue kan udah bilang akan ikut lo kemana pun itu, gue janji nggak akan membuat susah lo disana. Jadi please gue mau ikut’ Asgar merajuk dengan mata berbinar.
“Terserah... merepotkan!!!”
________________________________HEYYY YOOO GUYSSS....
.
Kembali bertemu author payah ini wkwkwkw
.
Inget ngevote ya jangan dibaca mulu _-Yang ngevote author doakan semoga dapet jodoh dan yang udah ketemu jodoh biar langgeng sama jodohnya. _/\_
.
Ying nggik ngiviti iithir simpihin....
(Baca mantra dalam hati)
.
.
.
Ehh nggak dunk nanti author kena azab :'v
.
.
Jangan lupa follow author yak :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flow of Life
Fiksi RemajaFirst story FYI : Typo bertebaran ! Aku kalau sampai waktuku ..... ________________________________ "Gue nggak mau berteman dengannya!!" "Dan ingatlah tidak semuanya sama..." "Kenapa harus seperti ini? Semuanya gelap...." "Bersabarlah kita akan memb...