Part 21

22 3 0
                                    

Semangkuk ketupat dengan lelehan kuah kari ayam kentang ditata sedemikian rupa. Diatasnya ditaburi bawang goreng dan tak lupa sebatang kecil daun seledri mempercantik tampilan masakan tersebut.

Para juri mulai mencoba masakan yang sudah dibuat oleh kontestan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para juri mulai mencoba masakan yang sudah dibuat oleh kontestan.
Riana dan Redy ditugaskan untuk menjadi juri beberapa kelompok termasuk kelompok Asti.

"Silakan dicoba bu, pak" sambut Lisa mewakili kelompoknya
"Rempah-rempahnya kerasa banget, ketupatnya juga lembut," ucap Riana.
"Kentang dan ayamnya juga dimasak dengan pas," komen Redy
"Terima kasih bu, pak. Semoga hasilnya tidak mengecewakan," kata Lisa kembali.

Redy menulis angka nilai pada daftar nilai yang dibawanya, lalu berkata sedikit merayu,
"Masakannya sangat enak, apalagi perempuan semanis kamu yang memasak,"
Lisa hanya bisa memberikan senyum palsunya, Gery dan Petrik berpura-pura melihat kearah lain begitupun Eva dan Desi. Sedangkan Asti menatap Redy dengan tatapan yang tak terbaca.
"Ekhemmm... kita lanjut ke kelompok yang lain Pak," sela Riana mengatasi keadaan canggung itu.
Sebelum Redy melanjutkan langkahnya ia berbalik dan mengerlingkan sebelah matanya pada Lisa.

"Selanjutnya kita makan masakan kita sendiri," Gery sudah siap dengan mangkuk dan sendoknya.
"Baiklah, ayo makan !" seru Desi
"Gue ikut disini aja, risih gue sama cewek over agresif disana," Nata bergidik ngeri memikirkan kejadian yang menimpanya tadi.
Tujuh deret mangkuk sudah diisi penuh oleh Lisa.
"Kak Arsa mau makan juga nggak?" tanya Desi
"Hmm... boleh,"
"Ini Lis, lagi satu mangkok," Desi memberikan sebuah mangkok pada Lisa
Setelah semua mendapat bagian merekapun berseru,
"Selamat makan...."

"Lumayan enak, kerja sama kalian juga bagus," ucap Arsa mengomentari.
"Ini enak tapi lebih enak ramen, dan kari ayam ini kurang pedas. Masih ada cabai nggak atau ada yang bawa boncabe?"
"No no no, nggak ada yang namanya tambah cabai atau boncabe As," Nata memperingati adiknya.
"Makanan pedas adalah kenikmatan yang hakiki kak," sloroh Asti
"Siapa bilang? Ini juga enak kok, menurutt gue ini sudah pas," Arsa seakan tidak setuju dengan apa yang dikatakan Asti.
Dan dimulailah saling adu tatap antara Asti dan Arsa.

"Heii...heii... sudahlah kalian jangan merusak suasana. Nikmati makanannya," ucap Desi menengahi Asti dan Arsa.
Seorang perempuan berambut keriting pendek sebahu terlihat menghampiri mereka.
"Lis, gue pinjem powerbank dong, hp gue lowbat,"
"Bentar gue ambilin dulu San," Lisa bergegas memasuki tenda lalu mengambil powerbank yang ia simpan ditas.
"Nih, lo bawa aja gue udah selesai memakainya,"
Tanpa mengucapkan terima kasih, perempuan tersebut berbalik lalu berjalan menjauh.

"Siapa sih dia, kok nggak sopan gitu. Udah minjem nggak tau kata terima kasih," gerutu Eva.
"Biarkan saja sudah biasa seperti itu," ucap Lisa menenangkan temannya.
"Lo terlalu baik Lis" Eva kembali mengutarakan pendapatnya.
"Iyalah baik, kan Sani dan Lisa saudara kembar,"
Perkataan Gery membuat Eva terkejut
"Apa..?!"
"Mereka tidak terlihat kembar sama sekali, rambut Lisa panjang lurus sedangkan Sani keriting. Apalagi kelakuannya beda jauh,"
"Kembar nggak harus identik" Asti menepis pemikiran Eva sembari memakan cemilan kripik ubi pedasnya.

"As lo dari tadi nggak berhenti makan," ucap Desi
"Nambah lemak, biar nanti kalau hawanya dingin tubuh gue dengan sendirinya hangat karna udah ada lemak,"
Jawaban Asti membuat orang disekitanya menjadi menggelengkan kepala serentak.
"Lis ambilin gue semangkuk kari ayam lagi dong, tapi isiin setengah aja," ucap Asti kembali.
"Perut lo terbuat dari karet As? Elastis bener. Tadi udah semangkuk kari ditambah sekarang camilan belum kenyang juga?" Petrik heran dengan teman yang duduk disampingnya.
Lisa tertawa pelan, lalu mengambilkan apa yang diminta Asti.

"Pet, lo bisa jauhan dikit nggak?"
Petrik menatap Asti heran tetapi ia juga menggeser posisi duduknya agak lebih jauh dari Asti. Asti lalu menempatkan setengah mangkuk kari ayam yang di berikan Lisa disampingnya, lalu kembali memakan camilan yang ada ditangannya.
"Kok ditaruh disamping? Lo nggak akan makan kari ayam itu As?" tanya Gery
"Emang ada gue bilang mau makan kari ayam?"
Ucapan Asti membuat Gery heran dan kembali bertanya,
"Terus itu buat siapa?"
"Menurut lo?"
Jawaban akhir Asti singkat padat dan jelas, membuat Gery bungkam dan tak mau bertanya lagi seakan ia tau makanan disamping Asti itu untuk siapa.

'Untuk guelah' -Asgar-
_______________________________________

Ayo budayakan ngevote dan coment readers ku, semangatin author!Jangan dibaca aja _-
(Readers: maksa banget dah -_- !)
Miif miif dih 😂
.
Follow author juga yak :v
(Readers : maksa lagi kan 😏)
Kalau iya emang kenapa 😐
(Author digetok readers pakek palu🔨)
.
See you 😥

The Flow of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang