Part 9

24 4 2
                                    

“Eva akan celaka jika ini terus berlanjut,” ucap Desi
“Maksud lo?” Asti membuka handsetnya agar ia terfokus dengan yang Desi katakan.
“Mending kita cari Eva sekarang juga !!” Desi lalu menyeret Asti untuk ikut bersamanya.

Eva duduk di bangku taman belakang kampus, ia tidak tau perasaan apa yang sedang menyelimutinya sekarang. Keresahan terus ada dalam pikirannya, entah apa penyebabnya ia tidak tau. Hanya saja ia kembali menerka maksud dari mimpinya kemarin.

Ia merasa ada yang memperhatikannya sedari tadi, kini ia hanya bisa duduk terdiam. Sampai sebuah tangan dingin memegang pundaknya.
“Va mending lo ikut gue,”
Eva menoleh ke sumber suara itu. Ternyata itu Asti dengan sorot mata tajam menatapnya.
“Ada apa As?” tanya Eva bingung
“Nanti kita jelaskan, ikut saja dengan kami,” kata Desi yang ada di belakang Asti.
“Baiklah,” akhirnya Eva menuruti perkataan temannya itu. Ia berjalan dengan Asti tetap memegang tangannya.

Asti dan Desi kembali berada diperpustakaan tentunya Eva juga ikut bersama mereka.

“Ceritakan pada kami sekarang juga” ucap Asti dengan nada mengintimidasi.
“Maksudanya?” Eva bertanya kembali, ia bingung akan semua yang terjadi sekarang.

“Ceritakan semua masalah lo Va. Tentang apa yang lo alami sehingga membuat lo menjadi resah seperti ini,” Desi berkata dengan lembut agar Eva mau mengatakan semuanya.

“Hmmm... jadi gini.  Setelah gue pulang dari rumah sakit, gue selalu memimpikan hal yang sama. Dari dikejar sesosok makhluk sampai berakhir selalu ditempat yang sama. Gue jadi takut, gue nggak tau harus bagaimana,” Eva menjelaskan dan tanpa disadari ia menumpahkan genangan air matanya.

“Maksudnya lo dikejar-kejar sama siapa dan tempatnya lo pasti ingat itu dimana,” cerca Desi.
“Ya, makhluk itu sama dengan yang gue liat sebelum kecelakaan terjadi dan tempatnya itu disuatu tempat disekolah SMA gue dulu,” sahut Eva.

“Sosok perempuan berpakaian tradisional Bali dan dengan luka dilehernya,” ucap Asti
Eva mengangguk membenarkan.
“Sudah gue duga, sebaiknya lo kasi tau ke kak Andi, Des lo juga kasi tau kak Delta agar ia menghubungi mahasiswa yang bernama Erma. Yang gue tau kak Erma bisa membaca masa lalu, kita butuh bantuannya. Sore nanti kita akan menuju ke pusat terjadinya masalah ini,” ucap Asti dengan menekankan semua perkataannya.

Eva dan Desi menuruti perkataan Asti. Mereka belum tau apa yang Asti rencanakan.

Sore harinya, empat buah mobil telah berada didepan SMA tempat Eva dulu bersekolah, atas ijin dari pak satpam, lima sosok manusia itu diperbolehkan masuk kedalam sekolah. Siapa lagi kalau bukan Asti, Eva, Desi, Andi, Erma, dan juga Nata yang bersikeras ikut bersama Asti.

“Kalian semua kenalin ini yang namanya Erma,” ucap Delta.
“Salam kenal semua,” Erma tersenyum dengan manisnya.
“Cantik,” gumam Nata yang mendapatkan tatapan tajam dari Asti.

Kita kesini mau memecahkan masalah bukannya nyari pasangan hidup!” batin Asti

Nata mendengus kesal membaca semua kata yang ada dipikiran Asti.

“Baiklah tunjukkan dimana tempat yang ada dimimpi lo Va,” ucap Asti.
Eva dengan didampingi oleh Andi melangkah paling depan untuk menunjukkan jalan menuju tempat tersebut.

Tugu peringatan pencapaian sebuah prestasi berdiri dengan tegak, disekelilingnya terdapat kolam ikan dengan bunga teratai yang bermekaran. Sesosok makhluk yang ada dimimpi Eva menatap Asti dengan penuh arti. Asti membalikkan badan bersitatap dengan semua temannya.

“Kak Andi tolong tetap berada disisi Eva, kak Erma tau kan apa yang akan dilakukan? Dan kak Nat peganglah tangan kak Erma untuk menjaganya ketika ia mulai membaca masa lalu dari gadis itu,” ucap Asti lalu kembali menghadap tugu  tersebut.

Semua yang dikatakan Asti segera dilaksanakan. Andi mengeratkan pelukannya pada Eva, Erma memulai membaca masa lalu dengan Nata memegang erat tangannya seperti kata Asti.

“Dia adalah salah satu korban dari kekejaman penjajah dulu. Dan disinilah ia meninggal dengan tragis. Ia selalu berada ditempat ini sampai Eva pada saat itu datang kesini untuk memberikan ikan yang ada dikolam itu makanan. Dari situlah gadis itu menyukai Eva yang menurutnya aura Eva itu cocok dengannya." Ucap Erma lalu membuka matanya.

"Va, lo harus menerima kenyataan ini. Akhir-akhir ini ia berusaha kontak batin dengan lo tapi menurutnya lo selalu berusaha menghindarinya. Itu membuat gadis ini menjadi kesal dan mebuat lo celaka. Sebenarnya gadis ini nggak bermaksud mencelakai lo. Ia datang ke mimipi lo untuk memimta maaf, hanya dari mimpi saja ia bisa berkomunikasi dengan lo.  Gadis ini nggak akan membahayakan lo selagi lo mau berkomunikasi dengannya. Dia juga akan menjadi penjaga lo. Jadi intinya ia mau berteman dengan lo Va." Jelas Asti.

"Nggak.... gue nggak mau berteman dengannya!!!!" Teriak Eva.

Perkataan Eva membuat sosok itu menjadi murka ....

____________________________________

Tau nggak kelanjutnnya?
Nggak tau kan.  :v
.
Yaiyalah orang author belum lanjut cerita😂.
.
(Sombong amat!!!!) ~> ditabok readers :'
.
.
.
Jangan lupa votmen ya

Ouh ya satu lagi
.
.
.

Follow author dunk hwehehe :v

Kaboorrrr 👣👣👣

The Flow of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang