Rendra
Semakin lo dewasa, umur ternyata tidak menjamin kedewasaan lo. Lo bisa saja menjadi dewasa di umutr 18 tahun karena situasi dan keadaan yang memaksa lo untuk berpikir tentang lebih banyak masalah hidup dari pada teman-teman sebaya lo. Sebaliknya, lo juga bisa berumur 23 tahun namun bersikap seperti remaja 14 tahun yang masih harus dibimbing untuk bertanggung jawab atas dirinya.
''sorry banget ndra, gue ada urusan mendadak banget sore ini nanti gue kirim pptnya ke lo kalau gue sudah selesai dengan urusan gue ya'' begitu katanya ketika gue menagih PPT untuk presentasi besok.
Seperti yang sudah gue duga, keesokan paginya Ia belum juga mengirimkan PPT itu ke email gue, dan gue pun nggak menagihnya. saat tiba waktu kelompok gue akhirnya maju ke depan untuk presentasi, gue menayangkan PPT yang semalam sudah gue buat tanpa menuliskan namanya di PPT itu.
Walhasil, dia memusuhi gue untuk kesalahan yang dia buat sendiri. Gue sih nggak peduli ya karena dosen gue pun nggak ambil pusing masalah ini dan tetap menyalahkan dia dan tidak memberi nya nilai karena jadi free rider dalam tugas kelompok yang nilainya 50% pada mata kuliah ini. Jadi mau dia memusuhi gue, nggak akan berefek pada nilai gue juga.
Berbeda dengan masa SMA, masa kuliah terbilang lebih berat karena yang bertanggung jawab atas apa yang lo lakukan adalah diri lo sendiri. Nggak ada dosen yang mengejar-ngejar lo untuk mengerjakan tugas seperti guru yang selalu menagih PR lo. Jika lo gagal dalam satu mata kuliah, lo akan gagal sendirian dan mengulang mata kuliah itu tahun depan. yah, bisa dibilang rasanya seperti ketika lo harus tinggal kelas. Kalau lo beruntung, mungkin lo akan menemukan teman yang akan selalu membantu lo dalam hal titip absen agar jatah bolos lo nggak habis, itupun kalau nggak ketahuan dosen. kalau ketahuan, ya habislah lo mungkin akan otomatis gagal dalam mata kuliahnya.
Selain tanggung jawab yang semakin besar, orang-orang yang gue hadapipun semakin beragam. Dari mulai si kutu buku yang sering disebut mahasiswa kuper karena kerjaannya bolak-balik kuliah-perpus, mahasiswa pegiat organisasi yang disebut kura-kura karena kerjaannya kuliah-rapat kuliah-rapat, ada juga mahasiswa kunang-kunang yang tiap hari kuliah-nangkring kuliah-nangkring demi exis di instagram, sampai mahasiswa kupu-kupu yang nggak punya kegiatan apa-apa selain kuliah alias kuliah-pulang kuliah-pulang.
Gue termasuk yang mana? gue nggak ada di kategori manapun karena sejauh ini kehidupan perkuliahan gue terbilang lancar-lancar saja. nilai IPK gue nggak pernah dibawah 3,7 yah mentok 3,5 lah. Gue punya circle pertemanan yang cukup kecil tapi sehat. Awal semester kemarin gue juga ikut bergabung dengan club melukis kampus bersama Shanika, itulah yang membuat gue siang ini duduk di taman kota bersama dengannya untuk menyelesaian tugas dari club untuk melukis dengan tema Kebahagiaan. kami duduk beralaskan tikar bermotif gngham warna biru dengan berbagai makanan seeperti sandwich, kue makaroni, beberapa kaleng soft drink dan aneka snack yang Shanika bawa dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenelion
FanfictionAlet dan Rendra seperti matahari dan bulan. Ketika matahari mulai terbit, bulan meninggalkan langit. Ketika bulan datang menerangi malam, matahari harus tenggelam. Tidak pernah bertemu di waktu yang sama. Ini tentang pencarian sebua...