Aleta
Dua tahun mengarungi masa perkuliahan, gue merasakan banyak perubahan. manis asam asinnya perjalanan dunia perkuliahan ini pokoknya berasa cosplay jadi ninja hatori, mendaki gunung melewati lembah, naik turun nggak bisa diperkirakan.
Semester pertama, masih aman lah ya gue bisa survive dan IPK gue nggak anjlok-anjlok amat. sayangnya, masuk semester tiga, semuanya berantakan. Berawal dari pengkhianatan dari orang yang gue anggap sebagai sahabat mengingat kita bareng-bareng terus dari ospek sampai sekarang. Naas, seseorang yang bernama Vina itu kini menganggap gue perebut pacar orang gara-gara mantannya sekarang jadian sama gue. Gue nggak pernah menyangka masalah sesepele itu bisa menyebabkan bencana besar bagi kehidupan perkuliahan gue. Entah kerasukan jin apa, dengan alasan itu Ia tega menghapus file tugas Teknik Mekanika gue sehingga gue nggak bisa mengumpulkan tepat waktu dan berakhir mendapat nila F pada mata kuliah dengan dosen paling killer seantero Teknik.
Pada akhirnya, hubungan gue dan cowok gue berakhir, persahabatan gue hancur dan nilai gue acak adul. worst semester ever.
Nggak cukup disitu, pada semester berikutnya gue juga gagal pada beberapa mata kuliah karena gue keasikan pacaran dan selalu hangout sama teman-teman Rio, cowok baru gue. Pada saat itu,Gue pikir ah yaudahlah ya YOLO, mata kuliah gagal bisa diulang semester depan sampai akhirnya Rio memperlakukan gue dengan kasar tadi pagi.
baru tadi malam gue dan Rio sampai di Bandung, dan pagi ini kejadian nggak mengenakan terjadi. Gue baru saja selesai mandi dan ganti baju saat Rio mengetuk pintu kamar lalu masuk dengan tatapan seperti sebuah mesin scan yang sedang menganalisa eksistensi gue dari ujung kaki hingga ujung kepala.
''Kenapa?''
''aku nggak suka kamu pake baju itu, ganti'' perintahnya.
Selama hampir tiga bulan kita pacaran, kalimat perintah semacam ini sudah familiar di telinga gue. tapi entah kenapa hari ini gue muak dengan kalimatnya. kalau biasanya gue akan manggut-manggut saja dan melakukan sesuai apa yang dia mau, kali ini gue nggak melakukan itu lagi.
''emang kenapa? ada yang salah?'' Tanya gue baik-baik .
''kalau aku bilang aku nggak suka ya ganti, masih nanya?!'' Jawabnya dengan nada tinggi yang membuat gue tersentak.
''aku pikir nggak ada yang salah dari cara aku berpakaian, kalau kamu bolehngelarang-ngelarang aku harus pakai baju apa, harusnya aku juga boleh ngelarang kamu pakai baju biru itu karena aku nggak suka''
''lama-lama nglunjak ya kamu''
''Rio apaan sih, ini cuma masalah baju''
''ini bukan cuma masalah baju ini masalah apa yang nggak aku suka''
''kamu keterlaluan tau nggak''
''terus kenapa? kamu mau purtus sama aku?' kamu tuh harusnya bersyukur aku mau sama kamu. level kita tuh beda, kamu harusnya nurut sam aku''
oh tentu saja kalimatnya barusan menohok sampai ke tulang belakang . Tangan gue gemetar hebat saat Ia mendekati gue, menarik sweater crop-top yang gue kenakan dan berusaha melepasnya dengan paksa.
''ganti sekarang juga''
''Rio kamu apa-apaan sih ' gue berontak, namun Ia tetap saja memegangi sweater gue dengan kasar. Perlawanan gue dan paksaannya membuat kita akhirnya beradu dan
buk
Gue jatuh tersungkur di lantai. sejujurnya, gue sadar kalau hubungan gue dengan Rio memang sudah tidak sehat sejak kita jalan dua bulan. Tapi yah, namanya anak muda di mabuk asmara denial adalah makanan sehari-hari gue hingga hari ini akhirnya tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenelion
FanfictionAlet dan Rendra seperti matahari dan bulan. Ketika matahari mulai terbit, bulan meninggalkan langit. Ketika bulan datang menerangi malam, matahari harus tenggelam. Tidak pernah bertemu di waktu yang sama. Ini tentang pencarian sebua...