23. Sun and Moon

13 2 0
                                    

I see you even when I close my eyes
I hear you even when I cover my ears
When I think of you
Even if you're in a place
Where I can't touch you
I can feel you

Aleta

''Aleta, laporan yang kemarin sudah saya cek, jadi kamu nggak perlu lembur lagi ya hari ini''

''beneran pak?''

''iya. nanti kalau jam 5 kamu sudah selesai, kamu pulang aja. udah berapa hari kamu nggak tidur di rumah?''

''hehe baru dua malem si pak''

''dua malem kok baru? lama itu. ya sudah, saya mau meeting sama klien dulu''

''baik pak''

selama gue kuliah dulu, nggak pernah sekalipun gue membayangkan akan kerja kantoran 9-5 seperti sekarang, dulu awal-awal masuk kuliah ambisi gue setelah menyelesaikan perkuliahan adalah les menjahit, terus jadi designer sesuai dengan mimpi yang gue buat ketika gue masih SMA. tapi ternyata  realita kehidupan nggak semudah mimpi. gue sudah dewasa dan gue bertanggung jawab atas masa depan diri gue sendiri, i have to get a job and make some money, seperti orang dewasa lainnya.

setelah menganggur selama setengah tahun (nggak juga sih soalnya sembari melamar kerja sana sini gue juga part time di thrift store mbak Luna biar nggak kelihatan nganggur-nganggur amat) gue akhirnya mendapatkan kesempatan untuk magang di salah satu firma arsitektur di Jakarta. dan semoga aja bulan depan setelah gue selesai magang, gue mendapat tawaran atau kesempatan untuk jadi pegawai tetap, soalnya gue suka lingkungan kerja disini dan gue rasa gue mampu ngerjain jobdesc gue.

rrrttt rrrttt

tepat ketika jarum jam menunjukan pukul lima lebih lima belas menit sore, handphone gue bergetar. sebelum melihat siapa yang menelfon gue, gue bisa menebak kalau itu pasti Jeno. gue sengaja nggak mengangkatnya karena saat gue sampai di loby, gue sudah bisa melihatnya berdiri di samping meja resepsionis.

''hola'' sapa gue sambil menepuk pundaknya singkat.

''gimana? udah beres laporan yang  sampe bikin lo gak pulang dua malem?''

''kalau belom gue nggak mungkin nginjek loby sekarang''

''syukurlah''

''yuk pulang''

''malam ini mau ikut gue makan diluar nggak? ''

''hm? tumben''

''pengen aja. bosen kali let makan masakan rumah terus''

''lo kalau mau bilang masakan gue gak enak bilang aja''

''nggak gitu.gue cuma bosen aja''

''yaudin telfon echan lah ntar dia ngambek merasa tersingkirkan kalau nggak dikabarin''

Selama di Jakarta gue tinggal bersama Echan dan Jeno yang juga mendapat pekerjaan disini setelah lulus. awalnya gue nggak mau tinggal di apartemen papanya Jeno karena nggak enak. ya kali gue cewek sendiri diantara dua bujang kesepian ini? tapi karena si Jeno maksa, dan kebetulan ada empat kamar kosong yang mana salah satu kamarnya ada fasilitas kamar mandi dalam, jadi ya gue terima-terima aja. yang ribut dikit sih ya siapa lagi kalau bukan mama, tapi setelah tau kalau gratis dan tempatnya  dekat sama gedung kantor gue, akhirnya Mama mengiyakan.

Echan dan Jeno sudah lebih dulu tinggal disana selama beberapa bulan sebelum gue, padahal kantornya Echan jauh dari apartemen kita tapi ya berhubung anaknya gampang kesepian jadi dia rela jauh-jauh naik MRT ke kantornya demi nggak pisah sama kita.

SelenelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang