Aleta
Ada banyak hal yang selalu saja terjadi diluar harapan kita. Entah karena hal itu memang tidak ditakdirkan untuk kita atau ada hal lain yang lebih baik untuk kita terima. seperti kejadian sore ini, kucing yang setiap pagi gue temui di taman depan loby kantor tiba-tiba saja meninggal dan hendak dikuburkan oleh bapak security. Padahal gue sudah berniat mau membawa pulang kucing itu ke apartemen untuk gue rawat. tapi entah karena takdir atau apa, dalam jangka waktu kurang dari 12 jam bayangan gue tentang merawat kucing itu runtuh begitu saja. sedih banget waktu gue melihat bapak security mengangkat kucing kecil itu pelan lalu menguburnya. gue bahkan sempat menitikan air mata tapi buru-buru gue seka karena malu dilihat oleh banyak orang yang lalu-lalang pulang kantor.
''nangis aja atuh neng kalau mau nangis, nggak usah ditahan-tahan''
bapak security itu malah mengejek gue.
''malu pak''
''yeu kenapa malu, wajar atuh nangis. kan neng yang suka kasih makan dia tiap pagi. nggak apa-apa nangis, manusiawi. '' setelah mengejek gue, pak security malah balik menenangkan gue.
''hiks sedih banget pak padahal saya udah rencana mau bawa dia pulang sore ini terus saya rawat. saya bahkan udah mau check out baju-baju kucing lucu tadi hiks''
''hadeuh yah gimana lagi neng, manusia mah hanya bisa berencana, kedepannya seperti apa Tuhan yang nentuin''
Sepanjang perjalanan pulang dari kantor, gue terus memikirkan kata-kata pak security tadi, dan beliau memang benar.
Manusia memang cuma bisa memprediksi dan merencanakan hidupnya. sisanya, Tuhan yang nentuin. Kayak hubungan gue sama Rendra, Gue kira gue sama dia akan baik-baik aja sampai dia balik lagi ke Indonesia setelah dua tahun. tapi nyatanya setelah satu tahun, kita berakhir pait juga. semua prediksi gue tentang hubungan kita selama setidaknya tiga tahun kedepan runtuh dengan satu alasan remeh yang kalau gue pikir-pikir sekarang bikin gue pengen goblok-goblokin diri gue sendiri. tapi ya gimana semua udah kejadian. nasi udah jadi bubur, tinggal tambahin ayam aja biar enak.
Jujur aja sebenarnya gue nggak mau banget putus sama Rendra. tapi karena gue capek banget LDR-an,dengan pemikiran gue yang sok realistis gue memutuskan untuk break. gue juga sudah menduga kalau respon Rendra saat gue minta break, akan begitu. gue rasa dia juga ngerasain hal yang sama, terlebih lagi dia anaknya kan lebih realistis dari gue. Intinya kita sama-sama capek. oleh karena itu, dari pada kita nyakitin satu sama lain karena kita sama-sama capek, ya mending kita break aja kan? dan benar aja, setelah gue memutuskan untuk break dari dia dan nggak menghubunginya sama sekali, gue makin happy (boong deng, tetap galau sih tapi nggak yang sampe nggak nafsu makan kayak kemarinan aja).
Bagian paling menyenangkannya adalah gue ngelanjutin Youtube gue yang sudah lama gue anggurin. sejak gue mulai kerja di Jakarta gue nggak pernah punya rencana untuk bikin konten lagi di youtube karena waktu itu gue iseng doang buat ngisi waktu pas gue nganggur habis wisuda. tapi ternyata respon dari netizen di kolom komentar vidio gue tuh bagus dan banyak banget. gue aja nggak nyangka kalau dalam jangka waktu satu tahun gue udah bisa monetize youtube gue yang cuannya lumayan banget buat jajan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenelion
FanfictionAlet dan Rendra seperti matahari dan bulan. Ketika matahari mulai terbit, bulan meninggalkan langit. Ketika bulan datang menerangi malam, matahari harus tenggelam. Tidak pernah bertemu di waktu yang sama. Ini tentang pencarian sebua...