Rendra
Hidup memang selucu itu. Ketika lo berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan sesuatu yang sangat lo inginkan, lo nggak mendapatkan itu. tapi ketika lo berhenti berusaha, sesuatu itu malah dengan sendirinya datang dengan mudah tepat di depan mata.
Dear Arata Rendra,
We are please to inform you in advance that we can confirm your professional qualifications for the MA program Architecture following the review of your application documents and the personal interview.
Jujur saat gue mendapatkan penolakan dari tiga universitas untuk melanjutkan studi, gue sudah hampir menyerah dan memilih untuk banting stir ke rencana B yang sudah gue persiapkan, bekerja di firma arsitektur Papi. Namun saat itu, Alet terus meyakinkan gue untuk mendaftar satu kali lagi di Anhalt University of Applied Sciences di Jerman, dan ya dengan setengah hati gue mendaftarkan diri. ambisi gue sudah hilang, gue mendaftarkan diri hanya untuk menyenangkan Alet bukan niat dari dalam diri gue sendiri karena gue sudah menyerah.
Turns out, I got in.
''kan'' ucapnya singkat ketika gue mneyuruhnya untuk membuka email pemberitahuan itu.
''I GOT IN?!''
''you got in'' katanya dengan santai.
''no way. I messed up the personal interview'' gue membuka mata, tidak percaya dengan apa yang baru saja gue dengar. saat membaca acceptance letter itu, gue masih gak percaya sampai akhirnya kedua telapak tangan membekap kedua pipi gue sambil menggoyang-goyangkan kepala gue.
''you got in Rendra!''
''mami I GOT IN''
Semua yang ada di rumah bersorak untuk gue. nggak biasanya gue begini. selama gue hidup, gue nggak pernah merayakan sesuatu seperti ini karena biasanya apa yang gue yakini selalu terjadi. mungkin gue terlalu sombong sehingga akhirnya Tuhan menulis skenario lain agar gue tau bagaimana rasanya gagal. kata orang hidup itu seperti roda yang berputar, kadang lo ada diatas dan kadang lo juga ada dibawah, dan ini pertama kalinya gue berada di fase paling bawah dalam merencanakan pendidikan gue.
but now, the wheels is spin. Gue berhak merayakan hari ini dengan cara yang nggak perah gue lakukan sebelumnya. biasanya hanya mami dan orang-orang di sekitar gue yang heboh menyoraki gue setiap kali gue mencapai sesuatu. sekarang, gue ikut bersorak bersama mereka. gue menggandeng tangan alet yang kini menggandeng tangan mami, kita bersorak hingga membentuk lingkaran dan meloncat-loncat bersama bak anak tk yang sedang bermain di taman.
Saat kami bertiga sedang heboh begitu, tiba-tiba saja om Chandra --suaminya mami--iya mami gue nikah lagi-- datang dan keheranan melihat kita bertiga bersorak seperti ini. dengan muka masih kebingungan Ia kemudian bergabung dalam lingkaran dan ikut bersorak dan melompat-lompat bersama kami meski Ia belum tau apa yang sedang kami rayakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenelion
FanfictionAlet dan Rendra seperti matahari dan bulan. Ketika matahari mulai terbit, bulan meninggalkan langit. Ketika bulan datang menerangi malam, matahari harus tenggelam. Tidak pernah bertemu di waktu yang sama. Ini tentang pencarian sebua...