You thought you will always notice the difference between now and thenBut no, You never know unless someone show it to you
You thought you will always be able to control what you want to feel
But no, that feelings control you first
Rendra
Waktu kita masih SD, Alet sering banget kabur ke rumah gue kalau dia berantem sama bang Arten. Tiap kali dia nangis, gue selalu ejekin dia sambil ketawa-ketawa, membuat tangisannya makin menjadi-jadi. Kalau sudah begitu, Mami yang turun tangan diemin Alet, sambil marahin gue sampai gue minta maaf, lalu nyuruh gue anterin Alet jajan cilok atau batagor di dekat pertigaan gang rumah kita. Beda sama sekarang, entah karena kita semakin dewasa atau masalah kita semakin beda dari waktu kita kecil dulu, sekarang setiap kali Alet nangis gue gak melakukan apa-apa. Gue diam sambil menepuk-nepuk pundaknya pelan dan dengan tenang menemaninya, kemudian mendengarkan semua unek-uneknya. Gue memang nggak pernah kasih solusi atau saran yang berguna, seenggaknya, that was the least I could do for her.
''kalo sedih, bilang aja sama gue... gue siap menghibur, cieelahhh''
Gue mengangguk seadanya sambil mengacak rambutnya pelan kemudian tersenyum, tau kalau yang barusan Alet katakan itu tulus. Gue menoleh ke arah lain, memikirkan kata-kata Alet barusan, yang sedikit banyak mengganggu pikiran gue. Nggak bisa Let ... gue nggak akan bisa nangis atau ngeluh didepan lo.
Atau lebih tepatnya,
gue nggak mau.
''heh gue serius nih''
Kepalan tangan Alet memukul pundak gue pelan, kemudian kami berhenti.
''iya gue juga serius''
Ucap gue sambil mengangguk berulang kali agar Alet percaya kalau gue bakal cerita ke dia ketika gue sedih, meskipun gue tau Alet akan selalu menyadari gelagat gue kalau bohong.
''no you're not''
Gue terkekeh, menyerah karena sepertinya sampai kapanpun gue gak akan bisa bohong sama Alet.
''gak semua orang mau ngurusin urusan orang lain, Let''
''tapi kan lo bukan orang lain ... ''
Am I?
''...sekarang gue tanya deh, emangnya gue orang lain buat lo?''
Entahlah, gue bahkan nggak pernah mikirin hal itu. batin gue tanpa menanggapi pertanyaan Alet barusan.
🌙
''ketemu gak?''Sepertinya sebentar lagi laci bang Arten yang penuh dengan peralatan melukis akan berubah mirip tempat rongsokan barang bekas setelah gue mengobrak-abrik laci itu sambil mencari palette yang ingin gue minta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenelion
FanfictionAlet dan Rendra seperti matahari dan bulan. Ketika matahari mulai terbit, bulan meninggalkan langit. Ketika bulan datang menerangi malam, matahari harus tenggelam. Tidak pernah bertemu di waktu yang sama. Ini tentang pencarian sebua...