Alet dan Rendra seperti matahari dan bulan.
Ketika matahari mulai terbit,
bulan meninggalkan langit.
Ketika bulan datang menerangi malam,
matahari harus tenggelam.
Tidak pernah bertemu di waktu yang sama.
Ini tentang pencarian sebua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aleta
Waktu.
Ketika lo sedang menikmati momen-momen bahagia, waktu rasanya sangat cepat berlalu. Sebaliknya, ketika lo sedang terpuruk dalam kesedihan, waktu rasanya amat lambat berlalu. Seakan waktu menginginkan lo untuk terpuruk lama dalam kesedihan itu. Ia sengaja jalan di tempat agar lo bisa merasakan kesedihan itu hingga menusuk tulang rusuk. Kenapa ya waktu jahat banget? Padahal gue sering lihat quotes di instagram time would heal everything. Tapi, kalau waktu sengaja jalan di tempat kayak gini, siapa yang akan nyembuhin kesedihan itu?
Hari ini, umur gue akan bertambah satu angka. gue selalu suka momen ulang tahun yang gue lewati di setiap tahunnya. karena, pada momen ini banyak orang yang akan memberi perhatian lebih ke gue untuk sekedar mengucapkan 'selamat ulang tahun ya', meskipun di hari-hari biasa orang itu jarang ngobrol sama gue. gue udah gak bisa ngitung berapa kali temen-temen di kelas gue ngucapin ulang tahun buat gue. gak cuma temen satu kelas, bahkan anak-anak kelas sebelah yang gak begitu gue kenalpun ikut mengucapkan, entah siapa yang kasih tau mereka kalau ini adalah hari ulang tahun gue.
Tapi tetap aja, seberapa banyakpun ucapan dan perhatian yang gue dapatkan hari ini, gak lantas membuat kesedihan di hati gue hilang. Hari ini adalah hari ke 33 sejak kejadian Rendra membanting pintu di depan gue. iya, gue menghitungnya sampai sedetail itu. karena, sejak kejadian itu semuanya benar-benar berubah. gak pernah ada lagi agenda nyore dipinggir waduk sambil jajan cilok, gak pernah ada lagi momen makan siang bareng di rumah Rendra, gak pernah lagi Rendra menanyakan pertanyaan-pertanyaan random ke gue, dan rasanya gue seperti kehilangan telinga yang selalu dengan seksama mendengarkan gue untuk bercerita. jarak itu benar-benar terbentang, jauh seperti langit dan bumi. tebal seperti tembok yang terbuat dari baja.
''lo kenapa?''
mungkin kalau waktu itu bang Arten gak menanyakan kenapa, gue gak akan nangis dan hanya akan nahan rasa sedih gue semalaman. Hari itu jumat 8 februari 2018, untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, gue curhat tentang semua hal yang bikin gue sedih sama bang Arten. Mulai dari cerita kejadian di Solo, hubungan gue sama Jeno, dan Rendra yang banting pintu di depan muka gue.
tebak gimana reaksi bang Arten? dia ketawa. kenceng banget.
Harusnya gue udah nyangka kalau cerita sama dia memang gak ada gunanya dan cuma bakal jadi bahan guyon dia doang, tapi tetep aja gue butuh seseorang untuk melampiaskan semua kegundahan dalam hati gue.
''hahahahaha dasar remaja jaman sekarang aneh-aneh ya''
''salah emang gue cerita sama lo, sumpah ya kalo bisa gue jual di ecommerce gue jual beneran lo''
