Chapter 31 - Gray

2.6K 219 7
                                    

"Sandi, tolong kamu urus akun gosip yang nyebarin berita pagi ini. Cari tahu mereka dapat berita dari mana," Begitulah instruksi Kris ke Sandi, sang personal assistant, sesaat setelah menonton tayangan infotainment tadi.

'Orang kita sudah mencari tahu, Pak,'

"Make sure to clear all the misunderstanding. Dan kamu cari tahu juga siapa orang dibalik akun IG krisdaily," Kris menambahkan dengan nada tegas.

Baik,’ sambungan telepon antara Kris dan Sandi berakhir.

“Diiiihhh gue gemes deh sama postingan di akun ini. Gue baru tau lho ada ni akun! Kok lo gak bilang ke gue, Na. Kalo gue tau dari awal, gue gak bakal diem aja adek gue diginiin!” Mbak Vina ngomel penuh emosi setelah kepo akun IG krisdaily.

Aku baru cerita ke Kris dan kedua saudaraku tentang akun itu tadi. Seperti dugaan, mereka semua kesal dengan postingannya. Reaksi ketiganya sama persis dengan Hanna, Krystal dan Elsa. Semua teman – teman di SWAG juga baru tau dan reaksi mereka juga sama. Bingung kenapa ada orang yang kekeh sekali nge-ship Stefany - Kris dan menggiring opini supaya orang membenciku.

“Eh ini following-nya ada Stefany, Tessa sama Sarah lho,” Mbak Vina mulai mengeluarkan jurus detektifnya.

Kata orang, jangan remehkan the power of kepo seorang perempuan. Investigasinya bisa menyaingi detektif terbaik di dunia.

“Dia follow seluruh Avengers juga sih. Nah anehnya cewek yang diikuti cuma tiga orang itu tadi. Kalau memang fans Kris kan dia harusnya follow Hanna, Elsa, Krystal dan Nana yang notabene deket sama Kris dan Avengers lain,” Analisa Mbak Vina lebih tajam dari Elsa.

“Betul juga, Mbak,” Gio manggut – manggut setuju.

“Aneh kan? Pokoknya lo harus usut tuntas siapa pemilik akun krisdaily ini dan motifnya apa, Kris,” Desak Mbak Vina.

“Iya, Vin. Gue juga kesel baru tau," Kris menoleh padaku. "Kok kamu gak cerita sih, Be?”

Aku hanya mengangkat bahu. “Aku pikir gak terlalu penting. Bukan ancaman serius. Gak tahu bakal jadi gini,”

Kris berdecak dan mengernyitkan dahi. “Next time... sekecil apapun hal yang ganggu kamu, harus diomongin bersama,”

Aku menggigit bibir. “Maaf, Abang sayang,”

Aku tahu Kris cukup kesal karena aku tidak memberi tahu tentang akun krisdaily yang kerap menyentilku itu. Makanya aku mengeluarkan jurus andalan dengan memanggil Kris dengan sebutan favoritnya untuk meredam kekesalannya. Kris suka sekali kalau aku memanggilnya 'Abang'. Dan benar saja, sekarang dia langsung tersenyum sumringah padaku.

Seharian, Kris main di rumahku. Ia bertanding PS dengan Gio. Entah game apa yang mereka mainkan, tapi mereka terlihat seru sekali.  Aku dan Mbak Vina menyibukkan diri dengan bereksperimen di dapur. Kami membuat baked spaghetti yang sekarang lagi hits untuk makan siang. Kelinci percobaan masakan kami tentu saja Gio dan Kris. Kak Chandra juga kami undang makan siang dan dalam waktu tiga puluh menit dia sudah sampai ke rumah kami.

Yang aku tidak sangka adalah aku mendapat chat whatsapp dari Wendy dan Mark. Kedua adik Kris itu mengirimi pesan yang menyemangatiku. Aku cukup terharu karena mereka perhatian dengan hubunganku dan kakaknya. Wendy bahkan mengirimiku screenshot komentarnya di lambe lemes yang menyanggah berita pacaran Kris dan Stefany.

Menjelang pukul 3 sore, Ayah dan Bunda yang minggu pagi ini ada sunmori sepedaan keliling Jakarta dengan teman - teman mereka akhirnya pulang. Mereka berdua heran tumben - tumbenan pacar kedua anak gadis mereka pada ngapel ke rumah. Biasanya kami 'diculik' untuk nge-date di luar. Kami jarang ada di rumah di hari minggu. Gio yang jomblo pun kadang nongkrong dengan teman - temannya di luar.

GEORGINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang