Chapter 5 - Follow

4.1K 251 2
                                    

Sore itu sehabis kelas, aku dan teman – teman perempuanku janjian bertemu di coffee shop dekat kampus PU yang sering kami datangi. Kami duduk di meja paling sudut dengan ditemani kopi dan cheesecake. Reno dan Kevin sengaja tidak diajak karena ini adalah girl's time. Kebetulan juga keduanya tidak bisa ikut karena ada urusan masing - masing. Reno kerja magang, sedangkan Kevin latihan futsal.

Hanna tiba – tiba mendongak dari layar ponselnya bertepatan dengan aku yang juga mendongak dari novel bacaanku. "Udah kepoin belum calon pacar barunya?" Tanya Hanna tanpa angin dan hujan.

Aku bingung mendengar pertanyaan itu. "Eh? ngepoin siapa?"

"Kris Martin lah," Hanna menjawab seakan itulah jawaban satu - satunya.

Oalah... Calon pacar baru dari mana sih? Ada - ada saja Hanna ini. "Belum sempet," Jawabku sekenanya.

"Yaelah nih anak. Pantesan aja jomblo mulu. Kapan lo mau bergeraknya coy?" Tanya Hanna sewot.

"Dih, kayak lo ga jomblo aja," Aku ikutan sewot.

"Mbak Nana, ga gercep deh," Krystal ikut menimpali sambil mewarnai kukunya dengan kuteks bening.

Elsa hanya diam tidak ikut obrolan kami. Matanya fokus ke tugasnya di layar laptop.

"Sini, kita kepoin bareng deh. Let me teach you the art of stalking," Ujar Hanna sambil mengambil alih laptop yang sedang digunakan Elsa.

"Hey! Lo apa – apaan sih? Gue lagi ngerjain tugas," Protes Elsa sambil mencoba mengambil kembali laptopnya.

"Bisa nanti – nanti aja ngerjainnya. Sekarang bantuin temen kita dulu ngepoin calon pacarnya," Hanna memposisikan laptop milik Elsa tadi di hadapannya.

"Kan bisa lewat hape?!" Elsa masih protes.

"Iya, tapi lebih leluasa liat lewat laptop. Lagian kita ini lagi ngumpul, tapi daritadi sibuk masing – masing," Hanna memberi alasan yang logis.

"Gue save tugas dulu tadi deh," Elsa akhirnya menyerah. Ia beringsut mendekati Hanna dan menyimpan data tugasnya.

"Nah sekarang, kalian berdua mendekat sini," pinta Hanna.

Aku dan Krystal pun duduk mendekati Hanna. Aku mengambil duduk di sebelah kanan Hanna dan Elsa di sebelah kiri. Sedangkan Krystal duduk disebelahku sambil mengeringkan kuku – kuku jari tangannya yang baru dicat dengan kuteks.

"Pertama – tama.... mari kita mulai dari akun Facebook," Hanna memulai 'perkuliahannya'.

"Hari gini masih main Facebook?" Elsa mencibir.

"Yah untung – untung bukan Friendster," Krystal menimpali.

Hanna tidak menggubris cibiran Elsa dan Krystal. Ia membuka situs Facebook dan langsung mengetikkan nama 'Kris Martin' di kolom pencariannya. Beberapa detik kemudian muncul beberapa profil dengan nama Kris Martin. Hanna langsung mengklik profil paling atas yang merupakan sebuah page, bukan profil biasa dan mempunyai banyak pengikut.

"Kayaknya udah ga aktif lagi tu. Liat terakhir kali dia update di timeline," Aku ikut mengomentari setelah page profil terbuka.

"He eh... uploadan terakhirnya pas dia masih high school di US," Krystal menambahkan.

"Next, kita pindah ke Instagram," Hanna menyarankan.

"Dia punya Instagram?" Aku bertanya heran.

"Ya iya lah, coy. Hari gini ga punya Instagram? Bokap nyokap gue aja punya, tiap hari ngupload foto," Krystal menunjukkan timeline akun Instagramnya yang dipenuhi foto orang tuanya itu.

GEORGINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang