Passwordnya apa?
Tekan bintangnya dulu dong 😜Enjoy!
🌼🌼🌼🌼🌼
Kris diperbolehkan pulang sejak tiga hari yang lalu dengan anjuran dokter untuk tetap istirahat di rumah sampai beberapa hari dan menjaga pola makan teratur. Meski menuruti pesan untuk tidak masuk kerja dulu, sepertinya Kris punya alternatif kegiatan aktif lain. Buktinya saat aku datang ke apartemennya sabtu siang ini, kekasihku itu sedang lari di atas treadmill. Singlet dan celana pendek yang dikenakannya sudah basah kuyup kena keringat. Super sekali kan pacarku ini. Baru sembuh sudah work out lho!
"Nggak kerja tapi olahraga. Sama aja, Bambang!" Gerutuku kesal.
Kris tersenyum lebar lalu menghentikan kegiatan berlari di atas treadmill-nya. "Kan olahraga baik untuk kesehatan, babe," Jawabnya enteng.
"Ngeles mulu kayak bajaj!"
Kris lagi - lagi tersenyum. Ia menghampiriku lalu mendekatkan wajahnya. Aku tahu sekali gestur apa yang ingin Kris lakukan ini. He wants to kiss me. Jadi aku langsung menghindar sebelum bibirnya sempat menyentuh pelipisku.
"Eits, mandi dulu sana! Aku udah wangi dari rumah. Tinggal numpang makeup-an sama ganti baju aja disini. Jangan direcokin lagi!" Aku menolak skinship-nya.
Kris mesem-mesem. "Iya iya!"
Menuruti permintaanku untuk mandi terlebih dahulu, Kris menghilang ke dalam kamarnya.
Malam ini adalah acara resepsi pernikahan Karina dan Doni. Akad nikah sudah dilaksanakan jumat kemarin. Aku sudah janjian dengan Kris untuk bersiap dari apartemennya sejak jauh-jauh hari supaya dia tidak susah bolak balik menjemputku di rumah untuk pergi ke venue resepsi nanti. Menghemat waktu, apalagi acaranya bertepatan dengan malam minggu.
Tante Elena sudah booking MUA untuk datang kesini jam 4 sore nanti khusus untuk membantuku dandan. Awalnya aku ingin make-up sendiri, tapi Tante Elena bilang ini merupakan service dari Karina-Doni kepada semua keluarga. Bingung juga sih kenapa aku kebagian dapat service, padahal belum resmi jadi bagian keluarga. Jadi dari pada mubazir, aku setuju didandani MUA.
Aku sedang duduk di kitchen counter saat Kris keluar dari kamar dalam keadaan yang segar dan bersih sesudah mandi. Ia mengenakan kaos oblong putih yang dipadukan celana cargo pendek. Begitu menemukan keberadaanku, Kris langsung menghampiri lalu mengecup pelipisku. Hal yang ingin dilakukannya sejak aku datang dan tertunda sebelum mandi tadi. Kris tahu aku paling anti didekati kalau dia habis merokok atau lagi keringatan. Dan dia menghormati ketidaksukaanku itu.
Setelah mengecup pelipisku, Kris berpindah mengecup puncak kepalaku. "Hemmm... bau aceeeem!" Ledeknya jahil.
"Heh enak aja! Baru hair spa dibilangin bau asem!" Aku mendelik tajam tidak terima ke arahnya.
Pagi tadi sebelum datang ke apartemen Kris, aku bela-belain nyalon bareng Wendy di Central Park. Hair spa, manicure, pedicure. Semua itu kulakukan demi terlihat tidak buluk-buluk amat jika bersanding jadi partner kondangan Kris atau kalau berdiri dekat para persepupuan Adinata di acara nanti. Sudah begitu, masa sekarang dikatain bau asem sama pacar sendiri lho!
Kris terkekeh setelah mendapat tatapan protes dariku. "Baju kita tadi udah diambil dari laundry sama Sandi. Ada di wardrobe room,"
"Oke bos,"
Aku melangkahkan kaki ke wardrobe room yang dimaksud untuk mengecek outfit kami. Terakhir fitting di tempat penjahit dua hari lalu sudah oke sih, tapi tidak masalah kan kalau aku ingin melakukan final check lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
GEORGINA
RomansaIni cerita tentang Georgina. Nana, begitu panggilannya, adalah gadis ceria dengan 'resting bitch face'. Ekspresi garang menjadi ciri khasnya. Sehingga ia sering disangka berwatak dingin, jutek dan galak. Tapi dibalik senyum dingin dan tatapan tajam...