2.3

10 2 0
                                    

Dan pada saat pelajaran MTK berlangsung, Melani di panggil kedepan untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis dan dijawabnya di papan tulis pula. Saat Melani maju ia tampak bingung dengan soal yang ada di depan. Sepertinya dia tidak tau cara mengatasi problem soal nya.

"Melani kamu bisa menjawab nya?" tanya guruku.

"Saya masih bingung pak dengan soal ini," jawab Melani dengan malunya.

"Disini siapa yang mau membantu Melani menjawab soal di depan?" ujar guruku kepada seluruh siswa di kelas.

Guru ku meminta kepada para murid untuk membatu Melani menjawab soal, namun para murid juga bingung dengan model soal yang ada di papan tulis, tidak ada satupun yang mau mengangkat tangan dan maju membantu Melani. Akhirnya aku mengangkat tangan dan maju kedepan untuk membantu Melani yang kesulitan. Aku pun menjawab soal yang ada di papan tulis.

"Sudah pak," ujarku yang telah selesai.

"Jawaban nya benar," jawab guruku.

"Melani kamu bisa belajar soal-soal rumit ke Angga, dia adalah salah satu murid beasiswa bidang akademi," ucap guruku.

"Iyaa pak terima kasih, terima kasih juga Angga," kata Melani.

"Iyaa."

"Silahkan kalian berdua bisa duduk kembali."

Aku dan Melani pun Kembali ke tempat duduk kami masing-masing, aku bisa memahami model soal yang di beri guru kepada kami, itu adalah soal yang hanya di ubah pecahan nya saja. Dengan mengingat konsep dari materinya, aku bisa mengubah caranya menggunakan caraku sendiri.

Waktu Jam Istirahat

***

Waktu yang selalu di tunggu-tunggu akhirnya datang juga, aku membawa bekal yang di siapkan oleh ibuku. Hari ini aku di buatkan nasi goreng dengan telor, memang tidak terlihat mewah namun masakan ibuku adalah terbaik dari yang terbaik, karena ia membuatnya dengan cinta dan kasih sayang.

Rehan dan kawanku yang lainnya seperti biasa mereka membeli makanan di kantin, memangnya mereka sekolah di beri uang berapa yaa? Oiyaa hari ini aku sudah berjanji kepada Melani akan makan bersama nya menggunakan bekal makan siangku.

"Em...Melani kamu jadi tidak makan siang bersama denganku?" tanyaku sambil melihat Melani yang sedang bermain pensil.

"Kamu serius ingin memberi sebagian makan siangmu?" tanya balik Melani sambil berputah arah menghadap kepadaku.

"Kamu tidak membawa bekal makan siangkan? Jadi makan dari bekal makan siangku saja, kemarin juga begitu kan saat aku tidak membawa makan siang lalu kamu menawarkan makan siangmu," jawabku.

"Baiklah, terima kasih yaa Angga," ucapnya dengan wajahnya yang memerah.

"Melani wajahmu memerah," kataku karena melihatnya memerah.

"...," Melani yang terdiam.

"Aku bercanda, nih sendok nya."

Aku dan Melani akhirnya makan bersama lagi akan tetapi sekarang bergantian karena kemarin dia sudah memberi makan siangnya, lalu sekarang gantian aku yang memberi makan siangku. Dia makan sambil membaca buku yang kemarin ia ambil di perpustakaan yang berjudul Aku Cinta Kamu.

"Melani apa kamu suka dengan buku itu?" tanyaku penasaran.

"Iyaa, aku sangat suka cerita di dalam buku ini."

"Ohh begitu."

"Apa kamu mau membaca nya juga?" tanyanya.

"Hmm...mungkin lain waktu aku juga akan baca," jawabku.

Cinta Yang TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang