5.8

10 2 0
                                    

"Iyaa, aku terima tanding dari mu ini," aku yang setuju dengan tanding dengan Rehan.

"Kalau begitu mari kita bersalaman, yang berarti tanding ini deal di antara kedua belah pihak," kata Rehan.

Aku dan Rehan saling berjabat tangan, bukti bahwa dengan ini kami bertanding memperebutkan juara 1, agar bisa mendekati Safira. Sebenarnya aku tidak ingin melakukan hal seperti ini, namun aku juga belum memastikan di antara kita yang akan juara 1.

Sementara itu, di luar kelas di balik tembok. Ada Melani yang sedang menguping pembicaraan mereka berdua soal bertanding memperebutkan Safira.

2 Hari Kemudian

Hari ini adalah pengumuman juara lomba programingnya Rehan, aku tidak tau apakah dia mendapat juara atau tidak. Karena pemberitauannya dikirim melalui email masing-masing peserta, dan bagi yang mendapat juara akan di undang penyerahan piagam dan piala secara offline.

Aku sedang berjalan menuju ruang kelas, dan hari ini tumben sekali lingkungan sekolah masih belum rame. Biasanya jam segini sudah banyak siswa dan siswi yang datang kesekolah, apa mungkin sekarang hari malas nasional?

Hari ini aku tidak melihat Rehan dan Safira jalan bersama, apa mereka sudah duluan ke sekolah atau memang aku yang terlalu cepat datang ke sekolah. Terserah mereka saja, kenapa aku harus pusing-pusing memikirkan mereka.

Pintu ruang kelas sudah dekat, aku buka pintu ruang kelas dan masuk, aku lihat di dalam sudah ada beberapa orang termasuk Rehan yang sedang berdiri di pinggir jendela, mungkin dia sedang menikmati udara pagi. Tapi aku tidak mau menjadi basa-basi, aku mendekatinya yang sedang sendiri di jendela.

"Bagaimana hasilnya? Apa kau berhasil?" tanyaku yang berada di belakangnya. Dia berbalik arah ke belakang dan menghadapku dengan wajah tersenyum.

"Aku berhasil mendapat juara 1," katanya dengan wajah senyum layaknya orang yang sombong.

Aku terkejut Rehan berhasil mendapat juara 1 di lomba programing nya. Wajar juga, karena dia benar-benar latihan sangat keras sebelum hari perlombaan. Tapi aku tidak tau, apakah aku harus senang atau tidak.

"Aku berhasil juara 1, dan pada akhir pekan akan diadakan penyerahan bagi yang menang secara offline. Sekarang tinggal menunggu hasil dari kejuaraan mu," katanya, sambil manaruh kedua tangan nya di pinggul.

"Selamat atas keberhasilannya, aku tidak akan kalah darimu," kataku, dengan wajah serius.

"Baiklah, kalau begitu buktikan saja saat hari kejuaraan dirimu tiba. Aku akan datang bersama Safira kesana untuk melihatmu bertanding," kata Rehan.

Aku tidak akan kalah olehnya, aku akan memperebutkan juara satu dalam kejuaraan kali ini. Waktu latihan rutinku tinggal 6 hari lagi, setelah itu di lanjut dengan latihan seperti biasa namun di tambah dengan tingkat kesulitan yang lebih dari pada latihan rutin.

Tapi sebulan sebelum kejuaraan aku harus sudah mengumpulkan formulir dan juga biaya kejuaraan, yang jadi masalah adalah biaya. Aku belum mengumpulkan biaya yang cukup untuk kejuaraan, penghasilan ayahku juga kemarin menurun. Namun setidaknya aku berjuang semampuku, siapa tau ada keajaiban terjadi.

Aku pergi ke tempat dudukku untuk menaruh tas. Dan aku lihat kursi kosong tepat di depanku, ternyata Melani belum sampai ke sekolah, apa dia telat lagi. Tapi tak lama aku menduga Melani telat, tiba-tiba dari pintu kelas masuk seseorang yaitu Melani.

Seperti biasanya dia datang dengan berpenampilan sangat rapih. Dia masuk kedalam kelas dan menghapiriku yang sedang duduk di kursi, tapi kenapa dia mendekatiku sambil gemeteran seperti itu, memangnya aku menakutkan seperti yang dia bayangkan kah.

Cinta Yang TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang