Chapter 3 : Hati Yang Tersakiti

9 2 0
                                    


**

"Okee, nanti malam kita langsung ketemuan di pinggir jalan raya alun-alun," ujarku.

"Kalau begitu aku duluan pulang ya, jangan lupa nanti malam, dahhh," ujarku sambil aku pergi meninggalkan Safira.

"Oiya, namaku Angga ingat itu."

Aku berhasil mengajaknya jalan-jalan malam, kurasa ini pilihan yang tepat untuk mengisi waktu kosongku, aku juga jarang sekali jalan-jalan santai. Kuharap malam ini menjadi panggung untuk ku.

**

Nanti malam aku akan pergi berdua bersama Safira, ini moment untuk ku tau tentang nya. Aku seperti sangat antusias menunggu tibanya nanti malam, baju apa yang bagus yaa untuk jalan-jalan nanti? Hadeuh, aku tak pandai dalam style, baiklah kalau begitu pakai yang kusuka saja.

Waktu yang ku tempuh untuk sampai alun-alun sekitar 15 menit jika menggunakan sepedah, atau aku pinjam motor ayah ya? Tapi, apa aku akan di izinkan olehnya? Tapi kalau aku naik sepedah, aku tak bisa mengantar Safira pulang nanti, jika aku membawa motor kemungkinan aku akan mengantarnya pulang dan aku bisa tau dimana lokasi rumah nya.

Sebelum berangkat ke alun-alun aku akan makan terlebih dahulu, hari ini ibu masak apa ya? Semoga ayam kecap kesukaan ku. Ayam kecap adalah makanan yang super lezat, rasa manis dari kecap dan gurih dari daging ayamnya, sungguh perpaduan rasa yang luar biasa. Tapi jika di cium-cium bau masakan ibu ini seperti hanya telur dadar yang di campur garam saja, aku harap ibu membeli ayam dan membuat ayam kecap kesukaanku.

Aku pun langsung beranjak dari kasur dan pergi ke ruang makan untuk melihat makanan, saat aku melewati pintu masuk rumah, ayah ku tiba di rumah sehabis pulang kerja.

"Ayah pulang!"

"Tumben ayah cepar sekali pulang nya."

Ayah ku tumben sekali pulang cepat biasanya dia pulang agak larut, baguslah kalau begitu aku bisa makan bersama dan langsung menanyakan soal aku akan meminjam motor untuk pergi ke alun-alun kota.

"Ayah hari ini pulang cepat, karena ayah sudah menyelesaikan tugas ayah lebih awal," kata ayahku.

"Baguslah."

Kemudian aku pergi ke ruang makan dan melihat ibuku sedang menyiapkan makan malam nya, dia menyiapkan makanan sembaring bernyanyi dengan santai, suara ibu memang enak di dengar bila sedang bernyanyi, apa mungkin karena aku anak ibu, aku juga bisa bernyanyi ya? Mungkin itu akan terlihat menjijikan bila yang bernyanyi itu aku.

"Ibu, makan malam hari ini apa?" tanyaku.

"Kita akan makan oncom goreng dan sayur kangkung," jawab ibuku.

"Wahh oncom dan sayur kangkung!" sahut ayahku saat tiba di ruang makan.

Mereka berdua ini selalu saja.

"Oiya Angga kamu tidak ada jadwal latihan kan malam ini? Mau bantu ibu membuat kue tidak?" tanya ibuku.

Ibu akan membuat kue? Kenapa harus membuat kue malam-malam, kenapa tidak esok saja. Malam adalah waktu dimana kesempatan untuk kita bermalas malasan, tapi ibu sangat rajin ingin membuat kue. Tapi aku sudah ada janji akan pergi ke alun-alun kota malam ini. Aku pun menyanggah ajakan ibu.

"Tapi malam ini aku sudah ada janji akan pergi ke alun-alun kota," Sanggah ku.

"Bagaimana kalau kamu Riska bantu ibu untuk membuat kue?"

"Aku ada tugas banyak bu besok."

"Yaudah kalau begitu biar ayah yang membatu ibu membuat kue, bagaimana?" sahut ayahku.

Cinta Yang TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang