5.2

10 1 0
                                    

Dalamnya tidak terdengar seperti namanya, dalam Cafe ini di dominasi warna coklat dengan lampu yang berwarna kuning samar-samar membuat sensasi santai di dalam sini. Aku mencari dimana rombongan ku berkumpul, melihat kesana dan kesini. Yang ternyata mereka ada di bagian belakang, di tempat untuk keluarga besar.

Jadi bagian itu adalah tempat khusus untuk keluarga besar yang datang, karena yang datang adalah satu team kami maka wajar saja tempat yang di booking adalah tempat itu. Aku bisa tau mereka di sana karena salah satu teman satu team ku melambaikan tangan kepadaku, agar aku mengetahui posisi mereka. Wahh ternyata sudah datang semua, sepertinya aku yang terakhir datang.

"Kemana saja kau lama sekali," saut salah satu teman team ku.

"Maaf, tadi aku disasarin sama google map," jawabku, sambil memegang kepala.

"Kasihan banget sih, bisa-bisa nya di sasarin sama teknologi," saut salah satu teman ku lagi.

Sepertinya tidak berubah sifat mereka, masih saja suka ngejek teman satu teamnya, tapi itu sudah hal biasa bagi kami di team saling mengejek, karena kami tidak marah saat ada yang ngeledek satu sama lain. Karena kami sudah seperti keluarga.

"Angga cepat duduk," kata Pelatih Markus.

"Iyaa."

Pada akhirnya kami di pisahkan oleh pelatih, mungkin pelatih ingin langsung membahas inti topik nya.

"Baiklah aku mulai, kita kumpul disini ingin membahas soal kejuaraan taekwondo yang akan diadakan oleh provinsi, niatnya aku pingin nurunin semua ke kejuaraan. Jadi semua ikut kejuaraan, kalau kita mengikut sertakan banyak, maka kesempatan kita memenangkan juara umum semakin besar. Jadi gimana siap buat ikut semua?" tanya Pelatih Markus.

"Aku sih ikut ajah, sudah lama aku tidak ikut kejuaraan. Kejuaraan kemarin aku tidak ikut karena ada acara, jadi sekarang aku juga ingin ikut," saut salah satu temanku.

"Aku juga ingin ikut, kalau sparing cuman hanya dengan teman sendiri, aku merasa kurang. Aku ingin mencari lawan dari luar," saut lagi diantara mereka.

"Aku sebenarnya pingin ikut. Tapi, aku sedang tidak ada biaya untuk ikut kejuaraan ini," kataku.

"Kalau tidak ada kenapa kau tidak mencari uang sendiri? Kau juga pasti bisa mencari uang sendiri, entah itu berjualan atau semacamnya, lalu ayahmu akan menutup kekurangan nya. Karena terakhir penyerahan persyaratan dan biaya adalah 1 bulan sebelum hari-H, kau harus bisa mencari solusi dari masalahmu sendiri," kata Pelatih Markus, menasihati ku dengan wajah yang serius.

"Akan saya usahakan sebaik mungkin untuk mengumpulkan dana nya."

Sepertinya aku akan berjualan saja di kelas, kebetulan aku ada kenalan penjual kue 3000-an, aku minta kepadanya untuk membuat lebih saja, lalu aku jual 5000-an di kelas. Setelah selesai ini aku akan menanyakan langsung ke rumahnya. Aku akan berusaha sebisa ku, dari pada aku hanya menunggu dari ayah, dengan ini aku bisa membantu nya sedikit.

"Oiya, team dari Bogor kayaknya bakal ikut juga. sepertinya kita bakal ketemu mereka lagi," saut salah satu diantara temanku.

"Iya mereka juga ikut kejuaraan ini, pelatih mereka sudah memberi tauku, katanya mereka nurunin semua personil nya ke kejuaraan," kata Pelatih Markus.

"Mm...sepertinya lawannya tidak akan mudah untuk memperebutkan juara umum," kata salah satu diantara temanku.

"Tidak usah takut begitu, lakukanlah yang terbaik. Kita pasti bisa kok menghadapi team Bogor, tenang ajah," kata Pelatih Markus.

"Kita latihan seminggu 5 kali, jadi waktu istirahat kita di hari sabtu dan juga minggu. Semua harus datang untuk latihan, jika ingin absen pakailah alasan yang bisa di terima, paham?" lanjut Pelatih Markus.

Cinta Yang TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang