4.2

9 2 0
                                    

"Iyaa, aku pun merasakan hal itu, saat aku berhasil menjadi juara satu kejuaraan taekwondo tingkat Kabupaten, aku merasa sangat bangga terhadap diriku sendiri dan aku merasa sangat percaya diri. Padahal baru tingkat Kabupaten," kataku.

"Hmm, tapi kau hebat bisa mendekati Safira. Kalau tidak salah pernah ada lelaki dari kelas sebelahnya mencoba untuk mendekatinya, namun yang kau tau Safira adalah orang yang selalu ingin sendiri dan hampir tidak begitu peduli dengan lingkungan sekitarnya" ujar Rehan.

"Tapi saat kau sudah kenal dengannya, dia tidak seperti apa yang dibicarakan orang-orang, menurutku dia orang yang baik," kataku.

"Hmm, aku mengerti," ujar Rehan.

Kami ngobrol sambil berjalan menuju kelas kami, dan saat kami sampai di depan kelas lalu ingin masuk ke dalam tiba-tiba ada Putri yang jalan keluar, tetapi pandangan nya mengarah kebelakang dan tidak melihat kedepannya, alhasil dia menabrakku.

"Em, Angga aku minta maaf. Aku sedang buru-buru pergi ke wali kelas di ruang guru untuk memberikan surat izin ini kepadanya," ujar Putri dengan tergesa-gesa.

Surat izin? Apa Putri hari ini mau izin? Tumben sekali Putri hari ini mau izin, biasanya dia jarang sekali yang namanya izin, apalagi dengan keadaan tergesa-gesa seperti ini. Mungkin ada sesuatu hal yang penting sampai-sampai Putri harus izin hari ini.

Tapi tunggu dulu, aku melihat sekilas ke dalam. Tas putri ada di mejanya dan tersusun dengan rapih, jika dia mempunyai surat untuk izin kenapa dia tidak langsung berikan saja ke wali kelas di ruang guru, kenapa harus meletakan tas dulu di kelas.

Aku jadi penasaran, kalau begitu aku ingin memastikannya saja.

"Surat izin? Hari ini kau mau izin kenapa Put?" tanyaku karena bingung.

"Tidak, aku tidak sedang ingin izin," jawabnya.

"Lalu surat itu?"

"Ini surat dari Melani, hari ini dia tidak masuk izin karena sakit. Dia demam tinggi saat pagi tadi sekali, lalu beberapa saat kemudian ada supirnya Melani datang ke kelas untuk mengantarkan surat ini, dan menitipkan surat ini," katanya.

"Kalau begitu aku mau langsung berikan ini ke wali kelas, permisi," sambung Putri.

Jadi hari ini Melani sakit, berarti meja di depan ku kosong. Biasanya dia selalu menengok ke belakang dan memintaku membantu menjawab soal-soal terlebih soal matematika, kenapa aku seperti merasa kesepian ya, dia kan bukan siapa-siapa aku. Tapi dia tetap saja temanku.

"Melani sakit? Hmm aku tidak bisa melihat nya dong, kenapa yang sakit harus Melani, kenapa tidak orang yang di samping ku saja yang sakit, kan itu terdengar sangat bagus," ejek Rehan dengan wajah menjengkelkan.

"Hah?!"

"Tidak, aku hanya bercanda. Jangan di masukan ke hati yaa HAHAHA," ujar Rehan sambil berjalan dan tertawa.

"Apa bokong dia ingin aku tendang?!" kataku dalam hati dengan kesal.

Safira

***

Hari ini aku di antar kesekolah oleh ibu menggunakan mobil, aku cukup senang di antar olehnya. Dia mau meluangkan waktunya untukku.

"Hari ini ibu tumben sekali mengantarku ke sekolah, padahal aku bisa naik taxi, jadi ibu bisa langsung pergi ke Cafe," kataku dengan raut wajah senang.

"Memangnya ibu tidak boleh mengantarkan anak sematawayangnya ke sekolah, ibu juga mau sesekali mengantarkan anak ibu sendiri ke sekolah."

"Baiklah, untuk hari ini aku akan menerimanya," kataku dengan wajah senyum tulus.

Cinta Yang TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang