Chapter 2 : Wanita Di Bawah Pohon Jambu

12 3 0
                                    

Pada saat aku berjalan di lorong sekolah bersama Melani, aku melihat ada seorang wanita cantik sedang berteduh di bawah pohon jambu yang sangat lebat, pohon jambu yang berdiri di tepi lapangan upacara. Aku harap aku bisa kenal dan bersama dengannya.

Tatap matanya bagaikan pisau yang tajam, dan berhasil menusuk sampai ke dalam. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, rasa aneh yang menyerang hatiku. Apa ini yang biasanya orang sebut dengan jatuh cinta? Tapi aku belum memastikan rasa apa yang berada di dalam hatiku ini.

Aku tiba-tiba terbangun dari tidurku, wajah wanita itu terbawa sampai ke mimpi. Apakah aku akan bertemu lagi dengannya di sekolah? Mungkin aku bisa memberi tau Rehan soal wanita yang berada di bawah pohon jambu itu, karena dia banyak kenal siswa di sekolah dari pada aku.

Ini kenapa? Hatiku terasa sangat aneh saat memikirkan wajah wanita itu, seperti ada rasa penasaran dengan wanita itu. Kurasa Rehan memang solusi yang tepat dari ini semua, aku berharap Rehan bisa tau nama dan kelas wanita itu.

"Angga! Siap-siap untuk berangkat sekolah, mandi sana!" teriak ibuku.

Aku melihat jam dinding yang ada di sebelah ku, untung aku tidak kesiangan seperti kemarin, jadi aku tidak harus terburu-buru dan yang penting aku bisa membawa bekal makan siang untuk sekolah karena aku tak mau jajan disekolah.

Aku berjalan menuju bawah untuk pergi ke kamar mandi, jalanku masih loyo, karena masih baru bangun tidur. Aku mengguyur kepala ku sembaring melihat cermin, apakah dengan wajah ini aku bisa berkenalan dengannya? Tapi aku teringat dengan kata-kata ayahku untuk tidak meremehkan diri sendiri.

Usai aku mandi aku sarapan bersama orang tua ku dan juga adik perempuan ku yang masih kelas 8 SMP, hari ini ibu memasak telur setengah matang, dan juga sedikit sayur.

"Ayoo dimakan jangan cuman di liatin doang," ucap ibuku yang melihat aku bengong melihat makanan.

"Hmm? Apa kakak tidak enak badan?" tanya adik perempuanku penasaran.

"Tidak, kakak hanya masih terbawa suasana bangun tidur, jadi masih agak sedikit loyo," jawabku.

"Kalau begitu habiskan sarapannya dan siap-siap berangkat ke sekolah," ucap ibuku.

"Iyaa," jawabku dan juga adikku.

Melani

***

"Melani kamu gak papa?" Angga sambil memegang keningku.

"Um... um... aku tidak apa-apa," jawabku dengan wajah yang memerah tersipu malu.

"Kalo kamu sakit aku akan menemani mu," kata Angga.

Dan seketika aku terbangun dari tidurku yang indah, ahh ternyata cuman mimpi. Semenjak aku melihat Angga untuk pertama kalinya, ada seperti rasa aneh di dalam hatiku ini, aku tak kuat bila berada di dekatnya, bila berada pas di samping nya jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya.

**

"Umm...pipi mu memerah, apa kau sedang sakit?" sahut Angga kepadaku saat tadi di sekolah.

**

Kenapa aku masih teringat kata-katanya, padahal semalam sudah aku bawa tidur untuk bisa melupakan itu. Aku beranjak dari tempat tidur dan bercermin, pipi ku merah? Kenapa di saat aku malu karenanya pipi ku menjadi merah, sedangkan dengan orang lain tidak sama sekali.

"Nona anda sudah bangun? Sarapan pagi sudah di siapkan," ucap pelayanku.

"Yaa, aku akan kesana," jawabku.

Cinta Yang TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang