3.2

7 2 0
                                    

Aku ingin sekali mengajak Angga pergi bersama ke alun-alun, tapi aku takut menggangu waktu malam Angga, aku tidak tau apakah jadwal Angga malam ini kosong atau tidak. Jika tidak, ingin sekali aku mengajaknya. Sudahlah lebih baik aku pergi sendiri dan menikmati suasana malam hari ini.

Akhirnya makan malam selsai juga. Baik, sekarang aku harus siap-siap untuk pergi santai ke alun-alun.

"Jeni siapkan kendaraan sekarang."

"Baik nona."

***

Usai aku makan malam dan juga mandi, aku siap-siap untuk pergi ke alun-alun bersama Safira. Dan aku mendapat izin dari ayah untuk membawa motornya, mungkin nanti saat pulang aku akan ajak Safira pulang bersama. Terdengar romantis.

"Aku berangkat!" teriakku kepada orang rumah.

"Yaa, hati – hati!" sahut ayahku.

Melihat motor ayah membuat aku berfikir, apa motor ini sudah di isi bensin? Akupun memeriksa tangki motornya karena parameter bensin di motor ayah sudah rusak. Saat aku buka tangki bensin motor ternyata tinggal sedikit mungkin cukup untuk berangkat saja. Dasar ayah kenapa tidak di isi. Akupun kembali ke dalam dan bilang kepada ayah.

"Ayah bensin motor sudah tinggal sedikit lagi habis," ujarku yang melihat ayah sedang menonton TV.

"Kalau begitu sekalian isi full yaa," ujar ayah dengan tidak menghadapku.

Hadeuhh ayah...apa mungkin ayah mengizinkanku karena bensin motor habis, agar sekalian di isikan oleh ku, beginilah jika punya ayah yang curang, terpaksa aku yang akan mengisi bensin motor karena aku yang terakhir memakai motor.

Baiklah aku nanti saat berangkat mampir terlebih dahulu ke pom bensin. Kalau begitu aku berangkat sekarang, aku takut Safira menunggu lama karena aku. Kemudian aku duduk di jok motor lalu menyalakan mesin dan bersiap untuk berangkat.

Sudah lama aku tidak mengendarai motor saat malam hari, suasana dingin sejuk dan tenang. Mengendarai motor pada malam hari merupakan suatu yang membuat otakku terasa relax, tapi tarikan motor ini sudah mulai berat, wajar saja motor ini sudah lama.

Di depan aku melihat ada pom bensin, jadi aku mampir kesana terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan menuju alun-alun, akupun belok ke pom bensin untuk mengisi bensin. Safira gimana yaa? Dia sudah sampai atau belum yaa?

Safira

***

Alun – Alun

Dimana bocah tengik itu? Aku sudah sampai di jalan raya sebrang alun-alun, kita sudah janjian disini tetapi aku duluan yang sampai. Kalau begitu, jadi sekarang aku yang harus menunggu nya, benar-benar menyebalkan sekali.

Aku kira dia sudah sampai jadi aku buru-buru kesini karena aku tidak enak membuat dia menunggu, tapi pada kenyataan nya adalah sebaliknya, aku yang harus menunggu nya. Aku belum punya kontak hp nya untuk menghubungi nya. Dasar bocah komodo.

Kalau begitu aku jalan-jalan sebentar dehh dari pada menunggu bocah itu. Aku tidak sangka malam hari ini akan rame sampai serame ini, aku pikir karena ini bukan malam weekend jadi hanya sedikit orang yang datang.

Melihat keluarga bersama menikmati malam harinya di alun-alun kota membuatku iri, aku ingin sekali seperti itu bersama keluargaku pergi bersama ke alun-alun untuk bersantai, pasti sangat menyenangkan.

Tiba-tiba suara hp ku berbunyi. Aku pun segera membuka nya.

"Sayang, apa kamu menikmati suasana alun-alun?" Telepon dari ibuku.

Cinta Yang TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang