4.4

4 1 0
                                    


"Kau pinjam ke siapa? Memangnya tidak kau coba dulu ukurannya sampai-sampai kau langsung pakai," ujar salah satu teman di kelasku.

"Memangnya nanti kamu tidak kesulitan jika olahraga menggunakan pakaian yang gombrang seperti itu?" ujar teman wanita di kelas ku.

"Tidak! Aku akan tetap mengikuti pelajaran olahraga dengan mengenakan seragam yang sudah di pinjamkannya untuk ku. Walaupun seragam ini gombrang, aku akan tetap mengenakannya untuk pelajaran olahraga," kata Rehan yang percaya diri dengan dada yang dibusungkan.

Anak ini percaya diri sekali, yaa seperti itulah Rehan. Karena waktu sudah 5 menit lagi ingin dimulai pelajaran olahraga, kami sekelas pergi bersama ke lapangan belakang, karena guru olahraga sudah menunggu di sana.

Saat sampai disana tidak aku sangka ternyata kelas aku ber-barengan jam olahraganya dengan kelas Safira, dari kelas Bahasa. Aku dan Safira memiliki jadwal olahraga yang ber-barengan, sepertinya jadwal olahraga akan menjadi jadwal favoritku sekarang di sekolah.

Dan juga saat sampai di lapangan, anak dari kelas lain terfokus pandangannya kepada Rehan yang mengenakan pakaian gombrang. Anak-anak pada menertawakan Rehan, Rehan menjadi sorotan hari ini di lapangan. Namun dia tidak mempedulikan yang lain, dia hanya focus terhadap pelajaran hari ini.

"Kamu kenapa memakai seragam yang gombrang seperti itu?" tanya kebingungan guru olahraga ku kepada Rehan.

"Saya lupa membawa seragam olahraga saya Pak. Jadi saya tadi meminjam ke kelas lain yang sudah selesai pelajaran olahraga di jam sebelumnya," ucap Rehan.

"Dasar kamu ini, lain kali jangan di ulangi lagi. Jika di ulangi kembali bapak akan memberi mu skors," balas guru olahraga dengan tegas.

"Baik Pak."

Olahraga hari ini tidak begitu berat hanya bermain sepak bola, karena guru olahraga kami ingin di pertemuan pertama semester baru olahraga nya hanya untuk senang-senang. Dan guru kami membagi beberapa team, kelas kami di campur dengan kelas lain. Jumlah team setelah di bagi adalah 6 team untuk lelaki dan 3 team untuk perempuan, setiap team ada 5 orang. Aku mendapat satu team dengan Rehan, aku harap dia tidak kesulitan bermain bola dengan pakaian gombrangnya.

Di permainan pertama aku langsung kalah, menyebalkan. Posisi Rehan adalah menjadi back dan aku Penyerang, selama permainan Rehan kesulitan untuk menahan bola yang datang menyerang, karena baju gombrangnya yang membuat Rehan kesulitan. Dan aku juga kesulitan saat menyerang gawang lawan, team kami kalah 8-3. Benar-benar menyedihkan dan melelahkan.

Saat aku ingin istirahat, aku melihat Safira sedang duduk sendiri di tepi lapangan. Kenapa dia tidak gabung saja dengan team nya, haduh dia ini selalu saja sendirian. Tanpa basa basi aku menghampirinya yang tengah duduk sendiri di tepi lapangan.

"Masih ajah duduk sendiri, kenapa kamu tidak gabung dengan team mu saja?" tanyaku.

"Aku lebih suka duduk sendiri, jika team aku sudah waktu bermain maka aku akan kesana, jika belum yaa aku duduk disini saja melihat orang-orang disana bermain," ujar Safira, menatap siswa yang bermain sepak bola.

"Bagaimana tadi? Apa team mu menang? Atau sebaliknya," sambung Safira, melihat kearah wajahku dengan maksud yang berbeda.

"Dengan ekspresi wajahmu seperti itu harusnya kamu sudah tau bagaimana hasilnya, kan? Aku sedikit kesulitan saat menyerang dan Rehan kesulitan untuk menahan bola di belakang karena seragam yang di pinjamnya kebesaran untuk badannya," kataku.

Dia beruhasa mengejek ku dengan pertanyaan seperti itu dan dengan ekspresi wajahnya yang mudah di tebak maksud dan tujuannya.

"Itu temanmu kenapa meminjam seragam olahraga yang bukan ukuran untuk badannya sih, yang ada cuman buat dirinya susah sendiri," kata Safira.

Cinta Yang TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang