5.4

7 1 0
                                    

Aku baru saja pulang dari latihan rutin, sekarang sudah pukul 21:30. Walaupun latihan tidak begitu lama, latihan ini benar-benar langsung ke intinya, sehingga latihan di laksanakan dengan tingkat kesulitan yang lebih dari biasanya. Itulah yang membuat latihan ini tetap melelahkan, bahkan lebih lelah dari biasanya.

Aku memasuki rumah dengan keadaan yang cukup lelah, sampai aku malas berjalan lagi menuju kamar. Aku melihat suasana rumah yang berbeda, jika dari pengalaman ku yang terkadang pulang malam karena habis latihan, biasanya kondisi ini adalah dimana orang rumah sudah tidur semua. Aku bisa tau karena aku berpengalaman membaca suasana rumah.

Ada sesuatu tercium dari hidungku, baunya seperti bau makanan yang lezat. Kurasa ada yang meninggalkan makanan di ruang makan untukku, karena aku penasaran, aku berjalan menuju ruang makan untuk melihat makanan apa yang tersedia di sana.

Hmm? Lampu ruang makan mati, ruangan nya menjadi gelap dan aku tidak bisa melihat sama sekali ada makanan apa disana. Aku pergi ke saklar lampu untuk menyalakannya, dengan begitu ruangan menjadi terang benerang. "Nahh sekarang kan jadi lebih terang," ujar ku.

Pandangan ku mengarah ke meja makan yang disana ada makanan, dan tertutup oleh tudung. Aku berjalan menuju meja untuk membuka tudung makanan, dan melihat makanan apa yang ibu masak. Tanganku menggenggam pegangan untuk mengangkat tudung, kemudian aku angkat dari situ. Saat aku melihat isinya yang ternyata adalah ikan asin dan juga tempe orek kecap.

Makan malam hari ini adalah ikan asin dan juga tempe orek kecap. Aku tak pernah mempermasalahkan dengan apa aku makan, karena jika itu masakan buatan ibu pasti akan aku makan. Makanan yang dibuat oleh ibu adalah juara, seperti tidak ada tandingan untuk mengalahkannya dalam hal memasak.

Dari arah samping ku terdengar seperti suara langkah kaki yang mendekatku, suara itu semakin jelas dan semakin mendekat. Ternyata itu Riska yang terbangun dari tidurnya, wajahnya terlihat sekali bahwa dia baru bangun tidur atau memang terbangun karena kepulanganku ke rumah.

"Kakak sudah pulang?" Riska yang bertanya sambil mengucek matanya karena ngantuk.

Riska tumben sekali bangun di jam segini, memangnya dia tidur jam berapa? Aku yakin dia terbangun karena aku yang baru saja pulang ke rumah.

"Iyaa, kakak baru pulang. Maaf yaa membangunkan mu," kataku karena sudah membangunkan Riska.

Aku merasa tidak enak karena sudah membangunkannya dari tidur, dia jadi repot-repot berjalan kesini dalam kondisi yang ngantuk seperti itu.

"Tidak apa-apa, aku hanya kebelet buang air kecil, ridak perlu di pikirkan," katanya dengan santai, sambil mengayunkan tangannya kepadaku seolah-olah tidak perlu di pikirkan soal itu.

Mm...ternyata bukan karena aku membangunkannya, dia cuman sedang kebelet buang air, oleh karena itu dia bangun dan keluar dari kamar menuju kamar mandi. Mungkin kebetulan saja Riska yang tiba-tiba ke ruang makan, lain kali aku tidak akan menanyakan yang seperti tadi.

"Kalau begitu silahkan," kataku, mempersilahkan Riska yang mau ke kamar mandi karena kebelet buang air.

Aku hanya salah sangka ternyata, sebenarnya tidak perlu juga aku pikirin soal beginian. Yang lebih penting adalah makanan yang ada di depan ku ini, sudah di sediakan oleh ibu untuk ku yang pulang malam, lelah karena latihan. Ibu memang terbaik.

Kemudian Riska pergi dan berjalan menuju kamar mandi dengan kondisi yang masih seperti setengah sadar. Nyawanya seperti entah dimana, namun jasadnya berjalan dengan bungkuk.

Aku segera mengambil piring dan juga nasi, aku sudah lapar karena latihan yang melelahkan ini. aku bisa mengisi kembali tenaga ku sebelum tidur dengan makan malam sebentar, aku tidak perlu takut gendut, karena aku di barengi dengan olahraga yang cukup untuk membakar lemak dan juga gula dalam tubuhku.

Cinta Yang TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang