4.5

3 1 0
                                    

"Permisi, ahh Melani bagaimana kondisi mu sekarang? Apa sudah baikan atau belum?" tanya Putri yang khawatir.

"Aku sudah mulai baikan, cuman tadi pagi aku merasa tubuhku berat sekali. Karena aku istirahat cukup jadi sekarang sudah mulai baikan," balasku, memejam mata dan tersenyum.

Aku senang mereka datang menjenguk ku, dan aku lebih senang karena Angga juga datang untuk menjenguk ku. Apa aku sedang bermimpi? Hati ku terasa sangat tenang seolah penyakit yang aku rasakan sekarang hilang seketika, saat melihat Angga datang ke sini.

Pasti mereka haus dan lapar setelah sampai perjalanan menuju kesini, aku harus meyiapkan makanan untuk mereka yang datang menjengukku. Aku menyuruh Jeni untuk menyiapkan makanan untuk mereka.

"Jeni, siapkan makan dan minum untuk temanku, mereka pasti lelah saat perjalanan kesini," pintaku kepada Jeni.

"Baik nona akan saya siapkan, saya juga akan siapkan meja di samping kasur nona agar bisa sambil ngobrol dengan teman nona," balas Jeni dengan siap.

"Aduhh terima kasih, kami jadi meropatkan tuan rumah begini," saut Putri, malu dan meletakkan tangannya di atas kepalanya.

"Tidak apa-apa tenang saja."

"Oiya, bagaimana ceritanya kamu bisa sakit?" tanya Rehan penasaran.

"Aku juga tidak tau, semalam aku pergi ke alun-alun Kota untuk refresing. Aku menikmati makanan jalanan di sana, benar-benar enak makanan jalanan. Pasti karena aku kelelahan tadi malam lalu tubuhku bereaksi dan jadilah seperti ini," kataku yang bercerita.

"Kamu semalam pergi ke alun-alun Kota? Semalam juga aku pergi kesana, kenapa kita tidak ketemu yaa," ucap Angga.

Angga merespon ceritaku, aku ingin sekali bertanya kepadanya soal kejadian semalam, kira-kira dia bakal jawab apa ya? Aku berharap jawaban yang membuat hati ku senang saat mendengarnya, dan bukan menyakiti hatiku lagi.

"Hmm? Kamu kesana juga? Aku juga tidak melihatmu disana, memang nya kamu kesana pergi sama siapa?" tanyaku yang penasaran akan jawaban Angga selanjutnya.

"Aku kesana bersama orang yang kebetulan aku sedang mencoba mendekatinya, jadi aku mengajaknya pergi jalan ke alun-alun Kota, dan juga supaya aku bisa lebih dekat lagi dengan nya," jawabnya, wajah senyum sambil melirikkan mata kearah atas langit-langit.

Orang yang sedang aku coba dekati yaa? Jadi Angga suka sama wanita itu, aku sudah menduganya. Kejadian malam itu aku melihat Angga memegang tangan wanita itu, aku melihat nya secara langsung dengan mata kepala ku sendiri, dan itu cukup membuat hatiku terasa sakit saat melihatnya, seperti ada yang mencoba menyerang hati ku.

"Benarkah? Jarang-jarang kau jalan berdua dengan wanita, apa kau sedang kesambet? Yang aku tau kau tidak terlalu mempedulikan soal wanita, tapi sepertinya kau sekarang sedang merasakan jatuh cinta yaa," saut Putri yang sedang mengejek Angga.

"Angga memang seperti itu, susah sekali di tebak," ucap Rehan yang juga ikut mengejek Angga.

"Oyy kenapa kau ikut-ikutan," Angga yang sebal.

Jadi selama ini Angga tidak pernah yang namanya jatuh cinta kepada lawan jenis nya? Kalau begitu wanitu itu adalah orang pertama yang membuat Angga jatuh cinta, sungguh beruntungnya. Aku tidak akan menyerah walaupun ini menyakitkan, aku tidak akan menyerah.

"Tapi apa benar kondisi mu sudah baikan sekarang?" tanya Angga kepadaku.

"Emm tenang saja, aku sekarang sudah baikan. Terlebih saat kalian datang kesini untuk menjengukku, itu cukup membantuku," kataku, memejamkan mata dan tersrnyum tulus.

Cinta Yang TersampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang