DUA PULUH EMPAT

481K 54.3K 26K
                                    

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

Aku tambahin targetnya biar agak lamaan, soalnya aku lagi PTS.

1000 vote + 2000 komen untuk next!

Vote-nya imbangin dong.

****

Berita tentang hubungan pacaran antara Areksa dan Ilona sudah menyebar luas di seluruh penjuru sekolah. Bisa dibilang, ini adalah hari patah hati bagi cewek-cewek yang menyukai Areksa dan cowok-cowok yang menyukai Ilona. Mereka tahu kalau keduanya memang saling menyukai sejak lama.

Pasangan berstatus baru itu sejak tadi mendapatkan banyak perhatian dari siswa siswi yang melihat mereka. Namun, tidak sedikit dari penghuni sekolah SMA Taruna Bakti yang memperlihatkan kebencian atas hubungan mereka.

"Nggak mau ke UKS aja, Na? Muka lo ngeri banget," ujar Canva seraya menatap prihatin ke arah Ilona. Mereka kini tengah berada di gazebo yang terletak di pinggir lapangan utama SMA Taruna Bakti.

Ilona yang menyenderkan kepalanya di dada bidang milik Areksa itu menatap malas ke arah Canva. "Jangan nyuruh-nyuruh gue," balasnya.

"Astaghfirulloh, Na. Gue baikin gini tetep aja salah di mata lo," ujar Canva dengan wajah memelas.

"Ilona nggak mau ke UKS karena dia udah dapat tempat nyaman. Dadanya Reksa lebih menggoda daripada bantal," timpal Marvin membenarkan.

"Tumben lo pinter, Vin. Gue kira otak lo isinya cuma cewek-cewek doang," balas Ilona tidak tahu diuntung.

"Dahlah, gue nyerah, Na." Marvin tersenyum nelangsa.

Areksa mengelus kepala Ilona dengan lembut. Cowok itu begitu perhatian dengan Ilona. Seperti seorang ayah dan putri kecilnya. Areksa itu memang tipikal cowok yang diidam-idamkam banyak orang. Siapa, sih, yang tidak mau dengan cowok macam Areksa?

"Nanti siang gue ada kegiatan OSIS, Na. Pembukaan ekskul baru. Lo kalau butuh apa-apa minta sama mereka aja, ya? Anggep aja mereka babu lo," ujar Areksa kepada Ilona.

"Jangan ikut-ikutan kurang ajar, lo, Sa. Bayi lo nambah ngelunjak dan semakin menindas kita. Emang durhaka lo." Farzan menggeleng heran. Ia benar-benar tidak percaya dengan perkataan Areksa. Cowok itu terlalu memanjakan Ilona.

"Apa pun kalau itu buat Ilona seneng, kalian maupun gue harus bisa nurutin semua kemauannya," balas Areksa.

Marvin mengelus dagunya. "Kalau kayak gini, gue mau jadi cewek lo aja, Sa. Biar bisa dimanja-manja sama lo."

"Nggak sudi." Areksa bergidik ngeri.

Dari kejauhan sana, ada Samuel dan Azura yang mengikuti cowok itu dari belakang. Keduanya tengah berjalan ke gazebo untuk menghampiri yang lainnya. Jika dilihat-lihat, Samuel dan Azura itu pasangan yang menggemaskan walaupun sering kali bertengkar seperti kucing dan tikus. Samuel yang keras dipertemukan dengan Azura yang kelewat polos.

"Hai, Zura," sapa Marvin seraya melambaikan tangannya kepada Azura.

"Hai, Apin!" balas Azura dengan riang.

"Nama gue Marvin, MARVIN!" balas Marvin dengan penuh penekanan.

"Tapi, aku suka manggil kamu Apin." Azura nyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi. Ia menatap satu persatu teman-teman Samuel.

"Hai Ilona, Apel, Eca, Apan, Ajan," sapa Azura seenaknya sendiri merubah nama orang.

Apin untuk Marvin.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang