DUA PULUH ENAM

437K 52.3K 17.6K
                                    

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

Aku tambahin targetnya biar agak lamaan, soalnya aku lagi PTS.

1000 vote + 2000 komen untuk next!

                                     ****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

Ilona mendorong motornya yang kehabisan bensin dengan wajah tertekuk sebal. Mungkin ini karma untuknya karena tidak memberi tahu kepada Areksa terlebih dahulu kalau dirinya hendak pulang ke rumah. Cowok itu tertidur di markas membuat dirinya tidak tega untuk membangunkannya.

Sebenarnya, anak-anak Diamond yang lain sudah menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Namun, memang dasarnya Ilona itu keras kepala, gadis itu pun menolak tawaran mereka. Dan berakhirlah dirinya dengan kesialan yang menimpanya. Ditambah lagi Ilona lupa membawa handphone-nya.

Brum brum

Ilona tersentak kaget saat seorang cowok dengan motor besarnya itu tiba-tiba menyandingi dirinya. Ilona mengerutkan keningnya, sepertinya ia tahu itu siapa.

"Boncabe?" beo Ilona setelah cowok itu membuka kaca helm-nya.

Seano tertawa kecil melihat wajah Ilona yang terkejut. Cowok itu turun dari atas motor kemudian berjalan lebih dekat ke arah Ilona. "Biar gue yang dorong motor lo."

"Terus gue ngapain?" tanya Ilona.

"Lo yang bawa motor gue. Kita tukeran," balas Seano berniat membantu.

Tidak ingin menolak, Ilona pun langsung menyerahkan motornya pada Seano. Gadis itu mengibaskan kedua tangannya yang terasa pegal karena mendorong motor besarnya sendirian.

"Be, lo kuat, kan?" tanya Ilona sedikit meremehkan.

"Gue cowok, jauh lebih kuat dari lo," balas Seano.

"Kalimat lo mendefinisikan kalau cewek itu lemah. Gue nggak terima lo ngomong kayak gitu," balas Ilona setelah menaiki motor milik Seano.

"Ya, ya, ya, terserah lo," balas Seano cuek. Cowok itu mulai mendorong motor milik Ilona, mencari pom bensin terdekat di sekitar sana.

Dengan kecepatan yang begitu pelan, Ilona pun mulai mengendarai motor milik Seano. Gadis itu mencoba mensejajarkan kecepatannya dengan Seano yang berjalan mendorong motor miliknya.

"Kenapa lo bisa nyamperin gue, Be?" tanya Ilona merasa penasaran. Ia hanya ingin tahu mengapa Seano bisa datang di waktu yang tepat ketika dirinya sedang membutuhkan.

"Kebetulan lewat," balas Seano singkat.

"Yakin, kebetulan? Ini jalan sepi loh. Jarang banget orang lewat sini kalau nggak urgent banget," balas Ilona.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang