DUA

917K 84.3K 27K
                                    

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@areksa.drgntr
@queenilona_ladeika
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

                                        ****

Sejak tadi, Areksa hanya sibuk memandangi Ilona yang tengah memakan nasi gorengnya. Sesekali ia akan mengelap mulut gadis itu yang belepotan menggunakan tisu. Melihat Ilona makan saja sudah membuat dirinya kenyang. Padahal Areksa belum makan apa pun sejak pagi tadi.

"Last bite." Ilona memasukkan suapan terakhir ke dalam mulutnya. Setelah kunyahannya habis, ia langsung meminum air mineral yang juga dibelikan Areksa tadi.

"Kenyang," ujar Ilona sembari menepuk perutnya yang terasa begah.

Areksa tersenyum melihatnya. Senyuman manis yang terlihat begitu tulus itu tentunya hanya dirinya perlihatkan kepada Ilona dan orang terdekatnya saja. Beruntunglah cewek-cewek yang berada di sekitar Ilona ketika ada Areksa. Lumayan bisa curi-curi pandang.

"Lima menit lagi bel masuk," kata Areksa setelah melihat jam tangannya.

Ilona mengerucutkan bibirnya sebal. "Bolos aja yuk."

Kedua mata Areksa langsung menajam. Menghunus di kedua manik hitam milik Ilona. Gadis itu nyengir lalu menangkupkan tangannya di depan dada.

"Lo udah bolos tiga pelajaran minggu ini, Na," ujar Areksa lalu membuang napasnya kasar.

"Baru tiga kali, Sa. Biasanya empat kali, nanggung," balas Ilona lalu terkikik geli.

"Kalau lo bolos terus, kapan pinternya?"

Mendengar kata 'pintar' itu membuat hati Ilona sedikit tersinggung. Gadis itu menundukkan kepalanya. Jari-jari tangannya memainkan kancing seragamnya. "Gue tau kok kalau gue bego."

Areksa menghela napas panjang. "Nggak ada manusia bego. Yang ada itu manusia males sama rajin. Lo pinter kalau mau belajar beneran."

Ilona mendongakkan pandangannya. "Gue nggak suka dipaksa!" katanya dengan nada meninggi.

"Lo udah besar, Na. Jangan main-main terus kayak gini."

"Bisa nggak sih jangan bahas itu? Gue muak ngomongin soal begituan. Lo nggak ngerasain gimana jadi gue, Sa." Ilona berdiri dari duduknya. Dengan dada bergemuruh emosi, gadis itu pergi meninggalkan kelas setelah menendang pintu begitu kerasnya.

Tidak ada yang bisa Areksa lakukan lagi selain bersabar. Ilona itu ... tidak sesempurna yang orang lain lihat.

                                  ♥  ♥  ♥

"Selain hobi tidur, lo hobi ngapain lagi?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Canva. Ia memasukkan kacang goreng ke dalam mulutnya. Kedua kakinya berada di atas meja. Contoh manusia yang tidak patut ditiru.

"Ganggu Eksa," balas Ilona dengan santainya. Sejak tadi, gadis itu menyenderkan kepalanya di dada  bidang milik Areksa dengan tangan yang sibuk memainkan game di ponselnya.

"Lo nggak punya hobi yang berkelas dikit?" tanya Canva heran. Makhluk seperti Ilona itu memang sedikit langka. Gadis itu sama sekali tidak kenal takut.

"Emangnya hobi itu penting? Menurut gue sih enggak," balas Ilona dengan lirikan sinis.

"Ciri-ciri orang goblok," ejek Canva.

Ilona memelototkan matanya. "Lo mau gue suruh Areksa buat gorok leher lo?!" balasnya berapi-api.

Areksa tertawa pelan. Ia mengambil jaket yang ada di sampingnya lalu meyelimutkannya di kedua paha Ilona. Gadis itu mendongak ke arahnya dengan pandangan bertanya.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang