DUA PULUH DELAPAN

438K 48.3K 21.5K
                                    

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@areksa.drgntr
@queenilona_ladeika
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

Aku tambahin targetnya biar agak lamaan, soalnya aku lagi PTS.

1000 vote + 2000 komen untuk next!

                                    ****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Jaket Diamond dibakar."

Perkataan yang terlontar dari mulut Marvin itu membuat Areksa dan yang lainnya menoleh ke arahnya. Wajah cowok itu terlihat panik setelah menerima telepon dari Canva.

"Dibakar? Maksud lo?" tanya Farzan dengan kerutan tipis di dahinya.

"Canva yang kasih tau. Jaket kita dibakar. Nggak tau ulah siapa," balas Marvin menjelaskan apa yang diketahuinya dari Canva.

Samuel berdecak kesal. Cowok itu mengacak rambutnya. "Oknumnya berulah tadi malem, gue yakin itu."

Areksa menoleh ke arah Samuel. "Samper nggak nih?" tanyanya.

Ilona mengangguk cepat. Gadis itu berdiri dari duduknya kemudian mengikat rambutnya dengan asal. Ia mengambil kunci motor milik Areksa yang terletak di atas meja. "Buruan. Siapa tau kita dapet bukti di sana."

Samuel dan Areksa saling pandang sebelum akhirnya keduanya mengangguk setuju. Mereka semua berdiri kecuali Farzan dan Marvel yang asyik bermain handphone.

"Ikut ke markas nggak, Vel?" tanya Marvin kepada kembarannya itu.

Marvel menatap Marvin sekilas. Lalu kembali fokus pada benda pipih di tangannya. "Kalian aja. Gue di sini nemenin Farzan."

"Bener juga. Marvel biar di sini aja sama Farzan. Kita aja yang ke sana nyusul Canva," balas Samuel menginterupsi.

Mereka berempat langsung bersiap-siap untuk pergi ke markas DG. Marvin mengenakan jaket hitamnya sebelum pergi keluar. Cowok itu mengambil kunci motornya yang Marvel bawa.

"Eh, tapi tunggu. Katanya Canva tadi, cuma jaketnya Farzan yang nggak kebakar," ujar Marvin sebelum mereka berempat keluar dari ruang rawat Farzan.

Baik Areksa maupun yang lainnya saling pandang satu sama lain. Kening mereka sama-sama mengerut karena merasa ada kejanggalan di sini.

"Mungkin kelewatan," balas Marvel dengan wajahnya yang terlihat tenang.

****

Canva menyambut sahabat-sahabatnya dengan heboh ketika mereka semua sudah sampai di markas Diamond. Pagi tadi, ia berniat ke markas untuk mengambil dompetnya yang tertinggal. Namun, dirinya malah dikejutkan dengan kondisi markas yang acak-acakan juga jaket milik anggota inti Diamond dibakar bersamaan. Ya, kecuali satu. Hanya jaket milik Farzan yang tersisa.

AREKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang