Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :
@areksa.drgntr
@queenilona_ladeika
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_127k vote + 10k komen untuk next!
Komen tiap paragraf, ya! 😍
ABSEN DULU PAKAI NAMA TOKOH YANG KALIAN SUKA DI SINI!
*****
BughMarvel mencengkeram erat kerah seragam milik Areksa. Cowok dengan seragam putih abu-abu yang sudah terlihat berantakan itu menatap nyalang ke arah sahabatnya yang sudah dirinya pukul beberapa kali.
"Ini yang nggak gue suka kalau kalian pacaran!" ujar Marvel. Urat leher cowok itu terlihat menonjol. Pembawaannya yang terbiasa tenang, kini itu semua tidak lagi berlaku. Marvel yang sekarang terlihat benar-benar berbeda.
"Lo sendiri yang janji nggak bakalan nyakitin Ilona! Sekarang mana? Memori ingatan lo udah rusak?!"
Marvel mendorong Areksa hingga membentur dinding sekolahan. Keduanya kini berada di taman belakang tanpa sepengetahuan orang lain. Areksa sama sekali tidak melawan dan membiarkan Marvel dengan bebas memukul wajah dan tubuhnya. Bahkan tatapan mata Areksa terlihat kosong dan tidak peduli.
"Selama ini gue emang diem aja. Tapi kali ini gue nggak bisa. Lo perlu dikasih pelajaran, Sa," geram Marvel. Cowok itu kembali memberikan pukulan di rahang kokoh milik Areksa. Beberapa kali sahabatnya itu memuntahkan darah, tetapi Marvel sama sekali tidak peduli.
Seragam putih milik Areksa yang semula rapi dan bersih kini terlihat lusuh dengan bercak darah di berbagai bagian.
Tidak sampai di situ, Marvel membuat Areksa terlentang di atas tanah, kemudian meninju wajah cowok itu dengan bebas. Lagi-lagi Areksa tidak mengelak. Padahal bisa saja dirinya menghindari serangan dari Marvel. Cowok itu benar-benar pasrah.
"Bunuh gue sekalian kalau lo mau." Areksa menyunggingkan senyum miring. Cowok itu mengusap ujung bibirnya yang berdarah.
Marvel membalasnya dengan kekehan ringan. Cowok itu berdiri sempurna. "Sayangnya nggak semudah itu. Lo bakalan nyesel, Sa. Gue yakin itu."
Marvel menepukkan kedua tangannya. Seolah-olah tengah menghapus debu yang menempel di sana. Tanpa membantu Areksa terlebih dahulu, Marvel segera pergi dari sana.
Areksa mengulas senyum tipis. Cowok itu memejamkan matanya, menikmati rasa nyeri di sekujur tubuhnya. Kepalanya terasa pusing dan telinganya pengang. Marvel memang tidak pernah main-main dengan pukulannya.
****
"Eksa ... maafin Ona ...."
Ilona memandang sendu ke arah room chat-nya dengan Areksa. Cowok itu memblokir nomornya. Sebegitu tidak inginnya Areksa diganggu oleh dirinya sampai-sampai nomornya diblokir? Padahal Ilona sudah diam-diam mengambil ponselnya di kamar Rean.
Bisa saja ia meminjam ponsel milik Alana, tapi ia rasa itu percuma. Areksa benar-benar menepati ucapannya di taman belakang sekolah tadi.
Gadis itu berdiri dari duduknya. Berniat pergi ke rumah Areksa secara diam-diam. Dirinya dikunci di kamar oleh Rean. Jadi, Ilona memutuskan untuk keluar melalui balkon kamarnya.
Sebuah tangga yang biasa Areksa gunakan untuk naik ke atas kamarnya masih berada di sana. Ilona merasa sedikit beruntung karena setidaknya ia bisa keluar dari kamar tanpa sepengetahuan Rean. Dengan cepat gadis itu menuruni tangga yang menjulang dari tanah hingga balkon kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREKSA
Teen Fiction"Perasaan kita sama, tapi sayang Tuhan kita beda." ****** Areksa suka Ilona Ilona juga suka Areksa Tapi mereka sadar... kalau mereka berbeda keyakinan Di mata orang, Areksa Dirgantara adalah sosok lelaki yang tampan, bijaksana, dan keras sekaligus...